Page 22 - Si Jaka Mangu
P. 22

Ki Ageng merasakan di bahu kanannya telah bertengger

                 burung perkutut yang bersuara merdu itu. Ia tidak mengira
                 burung itu justru mendekatinya. Dengan cepat tangan Ki

                 Ageng memegang dan mengelus-elus bulu dan badan burung
                 perkutut. Burung itu memang cantik sekali. Bulunya yang

                 lembut terlihat berkilau diterpa sinar matahari. Nyi Ageng,
                 Saridin, dan Sriti tak bosan-bosannya memandang dan

                 mengaguminya. Burung perkutut itu terlihat menikmati
                 usapan tangan Ki Ageng yang lembut, seakan-akan ingin

                 berlindung di bawah tangannya yang kokoh dan kekar.
                     Burung perkutut itu kemudian dinamai Jaka Mangu. Jaka

                 Mangu dipercaya sebagai jelmaan pangeran dari Pajajaran
                 yang bernama Jaka Mangu. Warna bulu burung itu agak

                 kehitam-hitaman. Di atas kepalanya bermahkota hitam
                 bergaris putih dan paruh serta kakinya pun berwarna hitam.

                 Matanya terlihat tajam dan mempunyai kharisma yang kuat.
                     Sejak itu, burung perkutut yang kemudian dinamai si

                 Jaka Mangu dipelihara oleh keluarga Ki Ageng Paker. Setiap
                 hari, dengan dibantu kedua anaknya, Ki Ageng membersihkan

                 sangkar serta memberinya makan dan minum. Kicauan
                 merdu si Jaka Mangu yang terdengar di setiap waktu, pagi

                 dan malam hari, menimbulkan rasa tenteram bagi yang
                 mendengarnya. Kicauan merdu si Jaka Mangu setiap saat





                                              10
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27