Page 21 - Si Jaka Mangu
P. 21
“Hurketekuk... kuk... kuk... kuk. Hurketekuk... kuk...
kuk... kuk,” tiba-tiba bunyi suara anggungan burung perkutut
begitu jelas terdengar.
“Oh iya... memang benar, Pak. Ada burung perkutut di
atas pohon itu,” teriak Sriti.
“Wah... suaranya bagus sekali,” timpal Saridin.
Dengan dibantu isteri dan kedua anaknya, akhirnya
Ki Ageng dapat menemukan burung perkutut yang sedang
asyik bertengger di atas sebuah pohon randu. Sayapnya
berkepak perlahan.
“Benar kan, apa yang Bapak bilang? Coba sekarang
kau lihat apa yang terjadi dengan burung perkutut yang
berkicau di atas pohon itu. Kalau bisa kamu tangkap, Bapak
ingin memiliki burung itu,” teriak Ki Ageng penuh semangat.
“Hati-hati menangkapnya, jangan sampai terbang menjauh!”
imbuhnya.
Dengan perlahan dan sangat hati-hati Saridin memanjat
pohon randu dan mendekati burung itu dari arah belakang.
Ketika Saridin hampir saja menangkap kaki burung dari
belakang, tiba-tiba burung itu terbang melayang ke atas.
Tidak berapa lama, burung itu terlihat berbalik dan menukik
turun perlahan. Saat turun, dijulurkan kakinya pelan lalu
mendarat lembut di bahu kiri Ki Ageng. Betapa terkejut hati
9