Page 39 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Ketiga_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 39

Ke Tiga:  Al Bayhaqi meriwayatkan dalam as-Sunan al Kubra :
                  نىم ِلا هعارذ اعضاو ة٘صلا في ادعاق ناك ملسو هِلع للها ٌلص للها ليسر نأ "

                           " يعدُ يهو ائِش اهانحأ دق ةبابسلا هعبصإ اعفار ، نىمِلا هذخف ٌلع


                  Maknanya  :  "Bahwa  Rasulullah  shallallahu  'alayhi  wasallam
                  ketika duduk pada saat sholat, beliau meletakkan tangan kanan di atas
                  paha  kanan  dan  mengangkat  jari  telunjuknya  sambil  sedikit
                  menekuknya ke bawah ketika berdoa (bertasyahhud)".
                  Dengan  dalil  hadits  ini  para  ulama  mengatakan  bahwa
                  disunnahkan ketika tasyahhud untuk mengangkat jari telunjuk
                  dengan sedikit menekuknya ke bawah.

                  Ke  Empat:      Memberi  Isyarah    yang  dimaksud  adalah
                  mengangkat  jari  telunjuk  yang  satu  untuk  mengisyaratkan
                  keesaan Allah subhanahu wata'ala.

                         Dengan     demikian    diketahui  bahwa     tidak   ada
                  seorangpun di antara para ulama yang memahami hadits Wa-il
                  bin Hujr yang berisi Tahrik tersebut bahwa maksudnya adalah
                  menggerakkan  dengan  cepat  dan  sambil  diputar-putar.  Al
                  Imam     Malik   yang    memahami     bahwa     tahrik   adalah
                  menggerakkan  dan  bukan  sekedar  mengangkat  dan  memberi
                  isyarah, beliau mengatakan menggerakkannya dengan pelan ke
                  atas dan ke bawah.

                  POSISI  TANGAN  PADA  SAAT  BERDIRI  KETIKA
                  SHOLAT

                         Dalam masalah ini terdapat tiga riwayat :




                                                35
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43