Page 440 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 440

Pada   tanggal    17   Agustus    1945    Indonesia
                                memproklamasikan kemerdekannya,  pada  saat itu
                                Indonesia  mengklaim bahwa seluruh  wilayah Hindia-
                                Belanda termasuk juga wilayah barat yaitu wilayah Papua/

                                Irian Barat. Akan tetapi pihak Belanda menganggap bahwa
                                Papua Barat merupakan wilayah Kerajaan Belanda. Namun
            pemerintah Indonesia menentang hal tersebut maka dari itulah wilayah Papua
            menjadi  daerah  yang diperebutkan  antara Indonesia  dan  Belanda.  Hal  ini

            kemudian dibicarakan di dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum
            Internasional.
                  Konferensi  Meja Budar pada tahun  1949  juga menghasilkan keputusan
            bahwa status Irian Barat akan di selesaikan dalam satu tahun setelah pengakuan

            kedaulatan. Akan tetapi, sejumlah perundingan bilateral antara Indonesia dan
            Belanda selama periode 1950 sampai 1957 tidak berhasil mencapai keputusan.
            Bahkan  pada  tahun  1952  konstitusi  Belanda  menyatakan  Irian  Barat  sebagai
            bagian dari wilayah kerajaan Belanda. Oleh karena itu Belanda tetap bersikeras

            untuk menguasai  Irian  Barat, sehingga membuat pemerintah  Indonesia
            mengambil sikap konfrontatif terhadap Belanda. Pada bab kedua belas ini akan
            dibahas mengenai upaya pengembalian Irian Barat ke Wilayah Negara Kesatuan
            Republik Indonesia.

                  Setelah membaca dan mempelajari bab keduabelas  ini,  mahasiswa
            diharapkan dapat memahami dan  mengetahui  upaya pemerintah Indonesia
            dalam mengembalikan kedaulatan wilayah Papua Barat kedalam Negara
            Kesatuan Republik  Indonesia.  Adapun  tujuan  instruksional  khusus  pada bab

            keduabelas ini sebagai berikut:




















                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            436
   435   436   437   438   439   440   441   442   443   444   445