Page 7 - 163600-ID-refleksi-etika-bisnis-dalam-perspektif-m
P. 7
30
prinsip: a) falah yaitu bertanggung fleksibel, sehingga diperoleh suatu
makna tentang kesadaran diri,
maqosyid syariah yaitu perlindungan kearifan diri, dan kesempurnaan
✍
✂
✄
✁
✁✠
✠
✁
✝✁✌
✟ ✁
✁
✄
☎✆
☞
✞
✡
✠ ✁
✁
☛
atas kesejahteraan manusia, c) al-adl hakikat manusia sebagai hamba Allah
kebijakan ✁ ✁ Banyak pakar etika yang masih
✄✁ ✓
☞
✔✁
✠
✠
✡
✞
✒✠
✠
✁
☛ ✆
☎✡
wal ihsan yaitu keseimbangan social. ✁✖✗✁✡
✁
✌ ✓
✟
✁ ✘
bisnis menjadi etis jika dilandasi oleh membedakan antara etika dengan
✁
✏✡
✠ ☞✁
✝✆
☛
✓
✔
☎
✒
✎
✕
✝✆ ✁
✁
✓
✑
✑✒
sifat rosul yaitu: sidiq (benar), amanah spiritualitas, padahal keduanya
(tanggung jawab), Tabligh mempunyai hubungan yang sangat erat
(menyampaikan), fatonah (cerdas); dan tidak dapat dipisahkan. Mereka
dengan memperhatikan aspek tentang : memahami bahwa, etika adalah adat,
hakikat manusia, dimensi diri kebiasaan, dan ilmu yang mempelajari
manusia, dan tabiat manusia. hubungan perilaku manusia yang
A. Etika dan Spiritualitas bersifat horizontal, yaitu : hubungan
Kajian etika erat kaitannya dengan antar manusia dan manusia dengan
pengembangan karakter, sedangkan lembaga (hubungan antar share
pengembangan karakter harus holder), manusia dengan alam, dan
dilakukan melalui pengembangan antar lembaga. Sedangkan spiritualitas,
kecerdasan (intelligence) manusia, mengkaji dan memberikan
yaitu: a) Intellectual Quotion (IQ) atau pemahaman tentang hubungan
kecerdasan otak yaitu kemampuan manusia yang bersifat vertical, dalam
berpikir otak secara rasional dan logis arti hubungan manusia dengan Tuhan,
tanpa melibatkan perasaan, bermanfaat dan menurut mereka sipiritualitas
untuk mengeksplorasi dan bukan merupakan bidang kajian etika.
mengumpulkan dunia materi atau Pemahaman bahwa etika terpisah
kebendaan; b) Emotional Quotion dengan spiritual, adalah keliru.
(EQ) atau kecerdasan hati yaitu Pemahaman yang memisahkan seperti
kemampuan berpikir otak secara ini, bisa saja seseorang yang telah
assosiatif ataupun kausalitas, dengan mempelajari teori-teori etika, belum
cara menghubungkan antara suatu sifat tentu menjamin bahwa perilakunya
dengan sifat yang lain, suatu fakta bersifat etis selama kecerdasan
dengan fakta yang lain, suatu peristiwa spiritual (SQ)-nya masih rendah.
dengan peristiwa yang lain, Sebaliknya seseorang yang memiliki
bermanfaat untuk mengembangkan SQ tinggi sudah pasti memiliki
ketajaman rasa, untuk kepekaan social perilaku etis yang tinggi pula.
seperti: empati, simpati, pengendalian Sejatinya setiap manusia harus
amarah, kemampuan penyesuaian diri, menyadari bahwa kesempatan hidup
kesetiakawanan, rasa hormat, focus didunia dimanfaatkan untuk
EQ adalah pengendalian diri dan meningkatkan kesadaran spiritual (SQ)
empati; Hubungan antara IQ dan EQ atau kesadaran transcendental akan
bukanlah berlawanan tetapi Tuhan-nya. Jika kesadaran spiritual
berinteraksi secara dinamis untuk (SQ) telah tercapai, maka kesadaran
menghasilkan konsep dan kegiatan etis dengan sendirinya tercapai.
nyata; c) Spiritual Quotion (SQ) atau Namun perlu diingat bahwa perjalanan
kecerdasan spiritual, yaitu kemampuan mendaki puncak kesadaran spiritual
berpikir secara integrative dengan ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi
menyatukan IQ dan EQ (SQ = IQ + adalah harus menjalani perilaku hidup
EQ ) secara seimbang, utuh, dan yang etis dan hidup yang sesuai