Page 9 - 163600-ID-refleksi-etika-bisnis-dalam-perspektif-m
P. 9
32
diri manusia, sedangkan lapisan manas energy pikiran (mind), dan kesadaran
baru terbentuk sebagian, sedangkan murni (roh,soul, spirit).
lapisan buddhi dan atma masih berupa C. Dimensi Diri Manusia
potensi diri yang dapat dikembangkan Dalam perspektif spiritual, etika bisa
lebih lanjut. Ketujuh lapisan yang ada dieksplorasi melalui pengenalan diri.
pada manusia ini terbentang dari Manusia yang tidak mengenal diri,
lapisan yang paling padat (fisik) maka perilakunya menjadi jauh dari
sampai lapisan yang paling halus sikap kearifan dan kebajikan.
(atma, roh). Mengenal diri, tidak lepas dari
Hawley (2001), mengungkapkan mengetahui apa yang ada pada diri
terdapat 4 (empat ) dimensi manusia (dimensi diri), merujuk pada
kedalam satu yang saling melengkapi penjelasan KH. Achmad Sohibulwafa
dan saling ketergantungan, yaitu: 1) Tajul Arifin dalam Syihabuddin
agenda tubuh, 2) agenda kepala, 3) Suhrowardi (1971), disebutkan bahwa
agenda hati, 4) agenda semangat. manusia itu disusun dari 7 (tujuh)
Agenda tubuh, berkaitan dengan latifah atau dimensi diri, yaitu:
kesehatan anggota pisik secara parsial 1. Latifatul Akhfa, yaitu diisi sifat
maupun kolektif. Agenda kepala, keyakinan: ilmul yaqin , ainul
merupakan pikiran rasional yang yaqin, dan khaqul yaqin.
menjadi fungsi dari otak bagian kiri, 2. Latifatun Nafsi, yaitu berupa nafsu
bagian ini berfungsi memecahkan atmarah, diisi oleh sifat: kikir,
permasalahan dan pengambilan ambisius, hasud, bodoh, sombong,
keputusan yang bersifat logis. Agenda syahwat, dan marah.
hati, merupakan pikiran emosional, 3. Latifatul Khoffi, yaitu berupa nafsu
yang menjadi fungsi otak bagian mardiyah, diisi oleh sifat: baik
kanan, yang berurusan dengan masalah budi, tidak bermaksiat, rasa kasi,
emosional / perasaan. Agenda rasa sayang, berbuat kebaikan,
semangat, merupakan agenda roh pemaaf, peduli.
(spiritual), yang berurusan dengan 4. Latifatur Ruh, yaitu berupa nafsu
permasalahan bagaimana manusia mulhimah (sawiyah), diisi oleh
berhubungan dengan alam dan sifat : pemurah, sederhana, ramah,
tuhannya (transcendental). rendah hati, sadari kesalahan,
Berdasarkan uraian diatas, dapat sabar, tabah.
disimpulkan bahwa memahami hakikat 5. Latifatus Sirri, yaitu berupa nafsu
manusia secara utuh, diperlukan mutmainah, diisi oleh sifat :
pemahaman atas lapisan-lapisan sayang, tawakal, suka beribadah,
(dimensi) yang ada pada diri manusia. bersyukur, ridho, takut dosa.
Manusia adalah bagian dari 6. Latifatul Qolbi (latifah hati), yaitu
keberadaan alam semesta. Segala berupa nafsu lawamah, diisi oleh
sesuatu yang ada dialam semesta ( sifat : mudah tertarik, zalim,
makrokosmos ) dalam tasawuf disebut mengumpat,ingin dipuji, tega,
alam besar ( alam kabir ), juga ada dusta, lupa kwajiban.
pada alam manusia (mikrokosmos), 7. Latifatul Qolab, yaitu berupa nafsu
dalam tasawuf disebut alam kecil ( kamilah, diisi oleh empat anasir,
alam sogir ). Oleh karena itu, alam yang menjadikan Adam sebagai
semesta dan alam menusia sabenarnya asal kejadian manusia. yaitu:
sama-sama mempunyai tiga lapisan a. Zat atau cahaya air warna
keberadaan, yaitu : fisik ( body ), putih, menjadikan darah.