Page 8 - 163600-ID-refleksi-etika-bisnis-dalam-perspektif-m
P. 8
31
dengan nilai-nilai kebenaran pada bereaksi secara positif terhadap
agama. Pada tahap awal, perilaku etis lingkungannya.
akan mempengaruhi kesadaran Afektif, bahwa manusia kemudian
spiritual seseorang, namun pada tahap merespon pengetahuan yang
selanjutnya kesadaran spiritual akan diterima dari proses berpikir
menentukan tingkat kesadaran etis (kognitif ), menjadi suatu sikap
(akhlaq ataupun adab) seseorang, atau perilaku.
sehingga berdampak pada ketenangan Psikomotorik, berdasarkan
jiwa (khusnul khotimah), insan sikapnya, kemudian manusia
melakukan tindakan atau perbuatan
kamil-mukamil. ✡✁ ☞ ✆✍ ✄ (action ) secara kreatif.
✁ ✟ ✁ ☛
✁
✌
✁ ✁
☛
✝
✞
✝
☎
✁
✂✄ ✠
☛✆
✁
✞
✂✆
✁
B. Hakikat Manusia 4. Humanisme, bahwa manusia
Mc David dan Harari (dalam Jalaludin menjadi pelaku yang aktif dalam
Rahmat: 2001) mengidentifikasi merumuskan strategi dan teknik
tentang hakikat manusia dengan transaksional yang berhubungan
perspektif psikologi, sebagai berikut : dengan lingkungannya (
1. Psikoanalisis, bahwa manusia pada relationship), yang berarti betapa
dasarnya digerakkan oleh hasrat pintingnya membangun hubungan
atau keinginan yang ada dalam baik antara seseorang dengan
dirinya, maka manusia bersedia orang lain (social).
melakukan aktifitas untuk bisa Steiner ( 1999 ), menjelaskan hakikat
memenuhi kebutuhan pada manusia berdasarkan lapisan-lapisan
dirinya, yaitu kebutuhan bersifat energy yang melekat pada tubuh
primer, sekunder, dan prestise. manusia sebagai satu kesatuan yang
Pemenuhan kebutuhan ini utuh, yaitu: 1) badan pisik (physical
bertujuan untuk mendapatkan body), 2) badan eterik (etheric body),
kepuasan. 3) badan astral (astral body), 4) badan
2. Behaviorisme, menganggap bahwa ego (consciousness body), 5) manas
manusia sebagai mahluk yang (spirit self) 6) buddhi (life spirit), 7)
digerakkan semuanya oleh atma (spirit man). Manusia
lingkungan ( homo mechanicus ). mempunyai lapisan pisik (materi)
Teori ini menyebut manusia yang sama dengan semua mahluk
sebagai manusia mesin, karena hidup lainnya. Badan eterik, merupa-
perilaku manusia sepenuhnya kan lapisan / unsure hidup yang
ditentukan oleh lingkungan. Teori memungkinkan sesuatu itu mengalami
ini juga disebut sebagai teori siklus hidup, tumbuh, matang, berkem-
belajar, karena seluruh perilaku bang, dan mati. Badan astral,
manusia, kecuali insting adalah merupakan lapisan yang memungkin-
merupakan hasil belajar dari kan sesuatu memiliki nafsu (passion),
lingkungan. keinginan (desire), dan merasakan
3. Kognitif, berpandangan bahwa senang dan sedih. Manusia dan
manusia sebagai mahluk yang binatang mempunyai lapisan astral.
berpikir yang aktif Lapisan Ego, memungkinkan timbul-
mengorganisasikan dan mengolah nya kesadaran diri, lapisan ini hanya
stimulasi yang diterimanya, dimiliki manusia, sedangkan binatang
menjadi pengetahuan yang tidak memiliki lapisan ego. Keempat
dimiliki. Manusia tidak lagi lapisan ini (fisik, eterik, astral, dan
dianggap sebagai mahluk yang ego) sudah terbentuk sepenuhnya pada