Page 30 - E-MODULE BERBASIS PBL MATERI EKOSISTEM
P. 30

E-module Berbasis PBL





     spesies. Organisme terestrial menghadapi ancaman kekeringan yang hampir konstan,

     dan  distribusi  spesies  terestrial  mencerminkan  kemampuan  mereka  untuk

     memperoleh dan menghemat air. Banyak amfibi, seperti katak Paedophryne, sangat
     rentan  terhadap  kekeringan  sehingga  mereka  menggunakan  kulit  lembab  dan

     halusnya  untuk  pertukaran  gas.  Organisme  gurun  juga  menunjukkan  berbagai

     adaptasi untuk memperoleh dan menghemat air di lingkungan kering (Reece et al.,
     2014).
     3) Oksigen

            Oksigen merupakan salah satu faktor abiotik yang harus selalu tersedia. Kecuali

     organisme anaerob, semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi. Air
     juga mempengaruhi ketersediaan oksigen di lingkungan akuatik dan di tanah yang

     tergenang, di mana difusi oksigen yang lambat dalam air dapat membatasi respirasi

     sel  dan  proses  fisiologis  lainnya.  Konsentrasi  oksigen  bisa  sangat  rendah  di  laut
     dalam dan perairan danau dalam serta sedimen di mana bahan organik melimpah.

     Tanah lahan basah yang terendam mungkin juga memiliki kandungan oksigen yang

     rendah.  Mangrove  dan  pohon  lainnya  juga  memiliki  akar  khusus  yang  menonjol  di
     atas air dan membantu sistem akar memperoleh oksigen (Reece et al., 2014).

     4) Salinitas
           Salinitas menentukan bentuk atau tipe dari ekosistem. Berdasarkan kandungan

     garamnya, ada tiga jenis ekosistem yaitu ekosistem air asin, ekosistem air tawar, dan
     ekosistem  air  payau  dengan  cara  adaptasi  hewan  yang  berbeda  juga.  Berdasarkan

     perbedaan  salinitas,  dikenal  biota  yang  bersifat  euryhaline  dan  stenohaline.

     Euryhaline adalah organisme yang mampu hidup dan beradaptasi dengan berbagai
     salinitas dan dapat hidup dalam air tawar, air laut, dan air payau seperti ikan mujair.

     Stenohaline  adalah  organisme  yang  hidup  pada  kisaran  salinitas  yang  sempit.

     Misalnya  ikan  yang  hidup  di  air  tawar  apabila  dipindah  ke  lingkungan  dengan
     salinitas yang lebih tinggi (laut) akan mati dan begitupula sebaliknya. Contonhnya

     ikan karper, tawes, dan ekor kuning (Reece et al., 2014).
     5) Sinar Matahari

              Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi seluruh kehidupan di bumi
     yang  menggerakkan  sebagian  besar  ekosistem.  Jika  terlalu  sedikit  sinar  matahari

     yang  masuk  dapat  membatasi  distribusi  fotosintesis  dari  spesies.  Di  dalam  hutan
     adanya naungan oleh dedaunan membuat persaingan tumbuhan yang sangat intens

     untuk memperebutkan cahaya, terutama untuk bibit yang masih tumbuh di dasar


                                                          14
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35