Page 14 - Menabung_Ebook
P. 14
mekanisme mengingat kembali (episodic memory). Manusia juga dapat melakukan
perjalanan ke masa depan, bisa dekat atau jauh, juga dalam waktu yang pendek, yaitu
dengan cara membayangkan apa yang mungkin dapat terjadi atau yang diharapkan akan
terjadi kelak. Disebut perjalanan mental (mental travel) karena hal itu berlangsung secara
mental di dalam otak manusia. Kemampuan mahluk manusia dalam melakukan perjalanan
secara mental terhadap waktu itu, khususnya perjalanan ke masa depan, menjadi pusat
perhatian karena memiliki potensi sebagai penggerak utama dalam evolusi manusia.
Jika diterima asumsi bahwa mekanisme mental (time travel) merupakan ciri unik
manusia, kemampuan itu mungkin mulai dimiliki sejak sekitar enam juta tahun lalu, yaitu
ketika pendahulu manusia mulai melepaskan diri dari garis evolusi yang sebelumnya
dilalui bersama spesies terdekatnya, yaitu simpanse. Bukti tertuanya dalam bentuk artefak
dikenal sebagai kapak genggam bersisi dua (bifacial handaxes) yang dihubungkan dengan
awal mula kehadiran homo erectus.
Dalam tulisannya yang berjudul “Mental time travel and the shaping of human mind”,
Thomas Suddendorf dkk. (2014) menyatakan bahwa naluri, pembelajaran, dan memori
adalah alat adaptasi yang membuat spesies manusia dan hewan menjadi tangguh dalam
melawan tantangan lingkungan. Namun, hanya manusia yang memiliki jenis memori
khusus yaitu “episodic memory” yang memungkinkannya memilih perilaku yang lebih
lebih baik berdasarkan kejadian spesifik pada masa lalu. Kondisi serupa itu mendorong
lebih jauh kemampuan manusia membayangkan kejadian tertentu pada masa depan,
membuat rencana spesifik dan membandingkan macam-macam skenario. Bersamaan
dengan perkembangan dalam bahasa, manusia membagikan informasi pengalamannya,
baik yang jelas maupun yang membingungkan.
Pendahuluan pada masa kehidupan zaman pleistosen. Tekanan-tekanan alam yang berhasil dilewati
Perkembangan mekanisme mental time travel dan bahasa diperkirakan terjadi
pada masa itu, seperti perubahan iklim dan berubahnya hutan-hutan menjadi padang
sabana, menyebabkan hubungan antarmanusia makin kuat, membuat perencaan lebih
terperinci dan komunikasi antarkelompok menjadi makin intensif. Bersamaan dengan itu,
otak manusia makin berkembang hingga memunculkan jenis spesies manusia yang lebih
berkembang sebagaimana diwakili oleh Homo Neanderthal dan keturunannya pada sekiar
500.000 tahun yang lalu. Pada periode itu pula diperkirakan masa kanak-kanak menjadi
makin lama, yang semula hanya 2,5 tahun menjadi sekitar 7 tahun. Suatu periode yang
4
panjang untuk memungkinkan pikiran dan bahasa berkembang secara maksimal.
Jika dipandang dari segi tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapinya,
perencanaan bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu perencanaan yang sifatnya
reaktif dan perencanaan yang sifatnya reflektif dan visioner. Perencanaan yang sifatnya
reaktif diwujudkan oleh reaksi cepat yang berlangsung dalam waktu yang relatif pendek.
Misalnya ketika menghadapi kesulitan untuk melarikan diri ketika dikejar binatang buas,