Page 9 - Menabung_Ebook
P. 9

berkembang hingga sekarang, seiring dengan dinamika kehidupan di tengah peradaban
               dunia. Ketika pusat-pusat peradaban dunia mulai bersentuhan dan berinteraksi antar satu
               bangsa dengan bangsa lain, baik di bidang perdagangan, agama, sosial, budaya, bahkan
               politik,  masyarakat  nusantara  mendiami  pulau-pulau  turut  serta  aktif  dalam  kancah
               pergaulan dunia, kebiasaan menabung tidak hilang begitu saja, justru berkembang dan
               diperkaya  dengan sistem pengetahuan ekonomi dari luar.

                   Tradisi menabung yang semula masih terbatas penyimpanan bahan pangan, komoditi
               perdagangan seperti rempah-rempah, barang berharga seperti batu mulia, logam emas,
               dan  benda-benda berharga lainnya.  kebiasaan  menabung mengalami  kemajuan yang
               cukup pesat terutama pada masa Majapahit. Beredarnya alat tukar uang logam pada era
               Majapahit memunculkan tradisi baru berupa menabung uang logam (uang gobog) dalam
               wadah terakota yang umumnya berbentuk dikenal dengan “Celengan”. Sebuah tradisi yang
               sudah melampui zaman modern, sebelum Eropa melakukan kolonialisasi di Nusantara.

                   Kosa  kata  “Celengan”  merujuk  bentuk  arca  figurin  Celeng  atau  hewan  babi
               (latin;suscrofa)  berbahan  terakota dan  banyak di  temukan  di  Situs  Trowulan,  Ibu
               Kota Kerajaan Majapahit.  Celengan dalam kosa kata masyarakat Indonesia  kemudian
               berkembang untuk menyebut kata lain dari “Menabung”. Tradisi menabung yang semula
               bersifat tradisional  di  masyarakat terus beradaptasi  dengan  dunia  perbankan  modern.
               Sikap  mental  suka  menabung  masyarakat  Indonesia  ini  penting  untuk  dikembangkan
               dalam memberi kontribusi dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu kami menyambut
               positif dengan terbitnya buku sejarah menabung di Indonesia.

                   Akhirnya selamat membaca, semoga buku “Menabung Membangun Bangsa” menjadi
               spirit  dan  sarana  memelihara  ingatan  kolektif  tentang  sejarah  dan  tradisi  menabung
               masyarakat Indonesia.                                                                              vii
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14