Page 149 - Menabung_Ebook
P. 149

Sebagai simpulan, gambaran mengenai kegiatan menabung di Nusantara
                           pada masa kolonial Belanda dikelompokkan menjadi dua masa, yaitu masa
                           perserikatan dagang VOC dari 1602 hingga 1799 dan masa berdirinya Bank
                           van Leening 1746 atau hampir 145 tahun lamanya baik di kalangan orang-
                           orang  Eropa  maupun  kalangan  bumiputra  masih  aktif  menabung  secara
                           konvesional. Demikian pula dengan didirikannya Bankcourant en Bank van
                           Leening  pada  1752,  menabung  secara  konvensional  itu  masih  berjalan.
                           Kalangan  bumiputra menggunakan  celengan  dan  lumbung  atau  bentuk
                           lainnya, sedangkan kalangan orang Eropa menggunakan “book bank” atau
                           bentuk lainnya.                                                                        Menabung Membangun Bangsa

                              Di  Eropa selain  bank  sebagai  lembaga tabungan, juga dikenal  cara
                           menabung  dalam  bentuk  “celengan”,  seperti  di  Nusantara.  Di  Barat
                           masyarakat mulai  mengenal celengan yang disebutnya “piggy  bank” atau
                           “pigg bank”, yaitu kotak uang atau koin dalam bentuk seperti anak babi yang
                           biasanya digunakan oleh anak-anak untuk menyimpan uang sejak abad ke-
                           18. Menurut  Merriam-Webster  Dictionary dan  Oxford  English  Dictionary,
                           celengan berasal dari pygg, semacam tanah liat. Mereka mengatakan bahwa
                           “bank pygg” berkembang pada abad ke-18 yang pada dasarnya sama dengan
                           celengan. Itu berarti bahwa di Barat, termasuk Belanda, masyarakatnya juga
                           mengenal  “celengan”  sama dengan  yang  berkembang di  masa Kerajaan
                           Majapahit.

                              Ketika  memasuki  masa  pemerintahan  Hindia  Belanda  pada  tahun
                           1800,  bank-bank  mulai  bermunculan,  seperti  Bank  Nederlandsch  Handel
                           Maatschapij (NHM), De Javasch Bank (DJB) Postspaarbank, dan Algemene
                           Volkscredietbank  (AVB).  Meskipun  bank-bank  tersebut  telah  dengan
                           gencar mengampanyekan  gemar menabung  di  bank, cara-cara menabung
                           konvesional juga tetap berjalan. Postspaarbank memang merupakan bank
                           tabungan dan Bank AVB sebagai bank kredit rakyat, tetapi pemerintah Hindia
                           Belanda  justru menempatkan cara menabung  kaum bumiputra melalui
                           celengan dan lumbung sebagai potensi untuk mengembangkan bank-bank
                           tersebut. Celengan menjadi semacam masa persiapan untuk menabung di
                           bank dengan cara memasukakan uang ke dalam celengan sedikit demi sedikit
                           dan  akhirnya menjadi  bukit, sesuai dengan pepatah yang  berkembang di                139
                           kalangan kaum bumiputra.
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154