Page 151 - Menabung_Ebook
P. 151

dan  Buitenzorg  berhasil  diduduki.  Menurut  Kartodirdjo  (1976),  peristiwa
                           yang paling bersejarah bagi bangsa Jepang selama melakukan pertempuran
                           di wilayah Indonesia adalah menyerahnya pemerintah Hindia Belanda kepada
                           Jepang pada tanggal 7 Maret 1942 di Kalijati, Jawa Barat.Dengan penyerahan

                           kekuasaan itu, Jepang mengambil alih seluruh aktivitas pemerintahan Hindia
                           Belanda, termasuk dalam bidang perdagangan, keuangan, dan perbankan.                   Menabung Membangun Bangsa

                              Dalam tempo sekitar 56 hari Jepang menguasai wilayah Hindia Belanda.
                           Sejak itu Belanda yang telah menguasai wilayah Nusantara selama berabad-
                           abad menyerahkan wilayah itu kepada Jepang. Langkah setelah berkuasa,
                           Jepang membentuk pemeritahan  militer yang  disebut  Gunseikanbu,
                           membagi wilayah pemerintahan, membentuk lembaga departemen,  dan
                           merekrut  pegawai.  Ketika  membandingkan  antara  sistem  pemerintahan
                           Belanda  dan  Jepang, Kartodirdjo  (1976) mengatakan  “berbeda  dengan
                           bentuk pemerintahan Hindia Belanda yang hanya terdiri satu pemerintahan
                           bersifat sipil, Jepang membentuk pemerintahan militer pendudukan”.

                              Sejak saat itu, berakhirlah  pemerintahan  Hindia  Belanda di  Indonesia
                           dan  dengan resmi ditegakkan kekuasaan  kemaharajaan  Jepang. Indonesia
                           memasuki suatu periode baru, yaitu  periode pendudukan militer  Jepang.
                           Berbeda dengan zaman Hindia Belanda, yang hanya ada satu pemerintahan
                           sipil, pada zaman Jepang terdapat tiga pemerintahan militer pendudukan,
                           yaitu (1) pemerintahan militer angkatan darat (Tentara Kedua Puluh Lima)
                           untuk Sumatra dengan pusat di Bukittinggi; (2) pemerintahan militer angkatan
                           darat (Tentara Keenam Belas) untuk Jawa-Madura dengan pusatnya di Jakarta;
                           dan (3) pemerintahan militer angkatan laut (Armada Selatan Kedua) untuk
                           daerah yang meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di
                           Makassar.

                              Mengenai pembagian  wilayah Nusantara masa pendudukan militer
                           Jepang, di dalam majalah Pandji Poestaka (1942) disebutkan dibagi menjadi
                           3:  (1)  Tentara  XVI  di  Pulau  Jawa  dan  Madura  dengan  Batavia  dijadikan        141
                           pusat pemerintahan dan diganti namanya menjadi Jakarta; (2) Tentara XXV
                           di Pulau Sumatra dengan pusatnya di Bukittinggi; dan (3) Armada Selatan
                           II di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Barat dengan
                           pusatnya di Makassar. Bentuk pemerintahan militer sifatnya sementara dan
                           pembentukannya itu didasarkan pada Undang-Undang No. 1 Pasal 1 yang
                           dikeluarkan oleh Panglima Tentara Keenam Belas pada tanggal 7 Maret 1942.
                           Dalam pasal itu, antara lain, berbunyi “Balatentara Nipon melangsungkan
                           Pemerintah  Militer  untuk  sementara  waktu  di  daerah  yang  ditempatinya,
                           agar supaya mendatangkan keamanan yang sentausa dengan segera”.
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156