Page 155 - Menabung_Ebook
P. 155
Untuk menjalankan tugas dan fungsi Departemen Sendenbu, kemudian
dibentuk organisasi-organisasi (domei) yang berada dalam pengawasan
dan tanggung jawab Kolonel Machida. Sendenbu dibagi ke dalam beberapa
Jawatan, yaitu (1) Hoso Kanri Kyoku atau jawatan radio dibentuk Oktober
1942; (2) Jawa Shinbunkai, yang mengurus persuratkabaran, dibentuk
pada bulan Desember 1942; (3) Eiga Haikyusha, yang mengurus peredaran
film, dibentuk pada bulan Desember 1942; dan (4) Keimin Bunka Shidoso
atau pusat kebudayaan dibentuk tanggal 1 April 1943. Lembaga itulah Menabung Membangun Bangsa
yang dimanfaatkan untuk mendukung program propaganda karena dinilai
memiliki potensi untuk dijadikan alat propaganda yang efektif, termasuk
menyukseskan proganda gemar menabung.
Pendekatan yang digunakan adalah melalui diplomasi bermatra budaya
dengan mengangkat berbagai budaya tradisional. Pendekatan itu menjadi
pilihan strategi dan kebijakan politik yang berhasil mendekati rakyat
Indonesia. Harapannya adalah agar kedatangannya mendapat dukungan
rakyat. Dengan berbagai semboyan dan pendekatan yang penuh janji, Jepang
berhasil menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia. Pendekatan itu juga
diterapkan dalam pengisian jabatan. Hampir seluruh lembaga yang dibentuk
oleh Jepang unsur pimpinan dalam struktur organisasi termasuk bidang-
bidang dalam organisasi Keimin Bunka Sidosho didampingi oleh seniman dan
budayawan bumiputra.
Bidang-bidang dalam Keimin Bunka Sidosho, seperti 1) Bidang
Kesusasteraan, dipimpin oleh Rintaro Tekada, pendampingnya adalah Armijn
Pane dan Usmar Ismail; 2) Bidang Lukisan dan Ukiran dipimpin oleh T. Kono,
tanpa ada pendamping; 3) Bidang Musik dipimpin oleh N. Iida, dengan
pendamping Cornel Simandjuntak; 4) Bidang Sandiwara dan Tari menari,
dipimpin oleh K. Yasuda, pendamping tidak ada; 5) Bidang Film dipimpin
oleh Sōichi Ōya yang merangkap sebagai Ketua Keimin Bunka Sidosho.
Pendamping-pendamping itu untuk urusan perfilman adalah R.M. Soetarto,
Rd Arifin, Rustam Sutan Palindih, dan Inu Perbatasari, sedangkan sandiwara
Dr. Huyung, D. Djajakoesoema, dan Soerjosoemanto. 145
Dengan strategi seperti itu, Jepang mengharapkan program propaganda
yang dilancarkan melalui lembaga yang ada Sendenbu akan mencapai hasil
optimal. Dalam hal ini termasuk propaganda yang berkaitan dengan bank,
yaitu propaganda gemar menabung.