Page 66 - Menabung_Ebook
P. 66
dari celengan tersebut kini masih dapat dilihat di Museum Situs Trowulan dan sebagian
lainnya terdapat di Museum Princessehof di Leeuwarden Negeri Belanda. Selain itu, ada
celengan disimpan sebagai koleksi pribadi R. Refugi di negeri yang sama.
Sejauh yang dapat diketahui, celengan Trowulan merupakan bukti tertua dari awal
munculnya tradisi menabung di Jawa atau mungkin juga di Indonesia. Dari segi bahannya,
seluruh celengan terbuat dari tanah liat dibakar dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Segi
variasi bentuknya dapat dikelompokan ke dalam 3 jenis, yaitu bentuk manusia, bentuk
binatang, dan bentuk bulatan.
Celengan Bentuk Manusia. Berdasarkan ciri-ciri fisik kepalanya, celengan tipe manusia,
terutama, mengambarkan figur anak kecil, tetapi ada pula yang menggambarkan figur
orang dewasa. Kini celengan tipe ini tidak ada yang utuh. Kepala sudah lepas dari bagian
tubuhnya. Ukuran kepala celengan dengan figur anak kecil tidak melebihi kepalan tangan
orang dewasa. Pada bagian atas salah satu kepala diberi lubang untuk memasukkan uang
dengan posisi membujur, sedangkan yang lainnya melintang. Panjang lubang digunakan
untuk memasukkan mata uang 3,2 cm dan 3,5 cm, sedangkan lebarnya 3,5 mm dan 4 mm.
Bagian lehernya yang patah memperlihatkan bahwa celengan ini bagian badan sebagai
tempat menampung mata uang yang ditabung. Karena bagian badannya hilang, kita belum
tahu bagaimana bentuk utuhnya. Dalam tulisannya yang berjudul Javanese Terracottas
(1982), H.R.A. Muller memperlihatkan sebuah fragmen badan tanpa kepalacelengan
berbentuk manusia. Bentuknya menggambarkan badan manusia berperut gendut dengan
Menabung Masa Pramodern
sikap duduk. Kaki kanan ditekuk dengan posisi bersila dan kaki kiri tegak menempel pada
56
Celengan Jenis Manusia yang
Tinggal Bagian Kepala
(Mueum Trowulan)