Page 79 - Menabung_Ebook
P. 79
Mengawetkan Makanan
Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan dengan mencampurkan bahan
lain misalnya melaui proses fermentasi yang menyebakan bahan makanan
bertahan lebih lama,tetapi dengan mengubah tekstur dan rasa, misalnya
tape. Namun, makanan jenis ini telah ada pada zaman prasejarah dan
masa kerajaan belum ada buktinya.Namun asumsi dapat dipertimbangkan
mengingat prosesnya relatif sederhana. Cara lain adalah melalui proses
penambahan bahan lain, yaitu dikeringkan dengan akibat berubah tekstur, Menabung Membangun Bangsa
warna, dan rasa,misalnya ikan asin dan dendeng. Sumber prasasti dari masa
Hindu-Buddha menyebutkan adanya dendeng dalam menu makanan, tetapi
juga ikan yang diawetkan. Ikan awetan itu dibuat ikan asin karena tradisi
pembuatan garam telah dikenal pada zaman itu. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah mencampurkan berbagai unsur makanan menjadi wujud
baru yang tidak tampak wujud aslinya, misalnya terasi. Awalnya tradisi
kuliner yang dianggap mewakili kehidupan masyarakat biasa ini dimulai perlu
ditelusuri.Namun, kita telah paham bahwa jenis makanan itu dapat bertahan
hingga kini dan masuk ke dalam rumah tangga semua kelas sosial.
Jenis pengawetan lainnya adalah dengan melakukan pengeringan bahan
pangan tanpa menambah unsur lain sehingga wujud dan rasanya relatif tidak
banyak berubah. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kandungan
air sehingga makanan dapat bertahan lebih lama. Ada kemungkinan bahwa
dengan melakukan pengeringan, baik dengan matahari maupun dengan
pemanggangan atau pembakaran akan membunuh jazad-jazad renik
tertentu yang dapat mempercepat proses pembusukan. Teknik ini terutama
dipraktikkan untuk mengawetkan bahan makanan utama Indonesia, yaitu
padi atau bahan makanan lain seperti jagung, umbi-umbian (sekarang talas,
singkong, ubi dan lain-lain), dan sayuran, seperti bawang.
Menyimpan bahan makanan
Ada dua jenis tempat atau wadah untuk menyimpan bahan makanan atau 69
makanan yang telah lama berkembang, yaitu lumbung dan gerabah.