Page 19 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 19

SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                                                         8












































                                                  Sultan Iskandar Muda.
                                                Sumber : Kementerian Sosial

                                                   BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA

                                                                                       Aceh Besar, Aceh


             Berawal  Dari  Bandar  Udara  Blang               Quran (MTQ) di Banda Aceh.

             Bintang                                                Pada tahun 1994 PT Angkasa Pura
                   Bandar Udara Sultan Iskandar Muda           II dipercaya untuk mengoperasikan bandar
             terletak di Kecamatan Blang Bintang, tidak        udara ini. Pada tahun berikutnya nama
             jauh dari pusat kota Banda Aceh, Provinsi         bandar  udara  ini  diubah  menjadi  Bandar

             Aceh. Bandar Udara ini dibangun oleh              Udara Sultan Iskandar Muda. Nama
             pemerintah pendudukan Jepang pada                 Sultan Iskandar Muda yang disematkan
             tahun 1943 dengan nama Bandar Udara               sebagai nama bandar udara di Banda
             Blang Bintang. Setelah Jepang mengalami           Aceh  merupakan    penghargaan  terhadap

             kekalahan  dalam  Perang  Pasifik,  bandar        perjuangan Sultan Iskandar Muda yang
             udara ini ditutup  dan baru  kembali dibuka       memerintah Kesultanan Aceh pada 1607—
             pada tahun 1953. Perluasan landasan pacu          1636 dalam mengusir penjajah  Portugis
             bandar udara ini dilakukan untuk pertama          dari kawasan Aceh.

             kalinya pada 1968. Pengembangan dan                    Bandar     Udara     Sultan    Iskandar
             perluasan landasan pacu kembali dilakukan         Muda  kembali  dikembangkan  setelah
             pada    tahun    1993,    yaitu    menjelang      5 tahun terjadinya gempa bumi dan
             penyelenggaraan      Musabaqah       Tilawatil    tsunami. Pengembangan kali ini dilakukan
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24