Page 14 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 14
3 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARASEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
keberadaan sang tokoh. Koran lokal, tokoh masyarakat (lokal), tradisi lisan (seperti) babad,
legenda, ceritera rakyat, pantun, nyanyian, dan puisi) merupakan bentuk sumber lokal yang
masih bisa ditemukan di lokalitas masing-masing. Akan tetapi sumber-sumber tersebut masih
menimbulkan perdebatan di kalangan sejarawan yang lebih mengutamakan sumber atau
dokumen tertulis. Mereka selalu tampil dengan pertanyaan ketika menghadapi sumber yang
berasal dari tradisi lisan ini. Pertanyaan mereka “apaka ada cara atau sarana untuk menguji
kredibilitas informasi yang yang dikandungnya ?”. Namun demikian, di lapangan, mereka
harus menghadapi realita historis yang tidak dapat dihindarkan yaitu ketika diminta untuk
menulis kisah sejarah suatu masyarakat yang tinggal di daerah tertentu yang tidak pernah
mengenal tulisan atau tidak terjangkau oleh infrastruktur kekuasaan yang mengutamakan
administratif dengan khasanah tekstual yang kaya. Fenomena lain yang juga bisa dilontarkan
kembali kepada mereka adalah: “apakah kisah manusia pada masa pra-aksara tidak bisa
dituliskan hanya karena ketiadaan dokumen tertulis?”.
Mengenai hal ini Jan Vansina menyatakan bahwa informasi yang dimuat dalam tradisi
lisan dan tradisi lokal (yaitu kebiasaan yang dilakukan dan diakui bersama oleh warga dari
suatu komunitas di tempat tertentu, disepakati sebagai suatu bentuk aturan dalam hubungan
sosial di antara mereka), menjadi sebuah referensi penting dalam menyediakan sumber
bagi penulisan sejarah lokal. Dengan memahami makna yag ada di balik keduanya (tradisi
lisan dan tradisi lokal), akan diketahui struktur sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku pada
masyarakat tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses pembentukan
pemikiran dan pandangan hidup suatu komunitas tertentu, dan dengan mudah akan
diletakkan dalam konteks structural yang melingkupinya. Lebih lanjut Jan Vansina mencatat
bahwa informasi yang disampaikan oleh tradisi ini harus diinterpretasikan secara cermat
dan menyeluruh.
Sejalan dengan Jan Vansina, Donald F. Mc Kenzie menyatakan bahwa tradisi lisan
dengan mudah tumbuh di kalangan masyarakat tradisional yang mengtamakan budaya
lisan, yaitu komunikasi secara rutin dan ajeg dengan menggunakan sarana Bahasa yang
memiliki kaidah tertentu. Dari budaya lisan ini sejumlah produk Bahasa dihasilkan seperti
aturan-aturan gramatikal dan aturan berbahasa yang baku, yang kemudian meluas pada
produk peradaban seperti jenis karya sastra berirama (seperti pantun, syair, dan lagu).
Apa yang disampaikan oleh Jan Vansina, dan Donald F. Mc Kenzie dapat digunakan
untuk menuliskan kisah perjuangan yang dilakukan baik oleh Hang Nadim maupun Haluoleo.
Sumber tradisi lisan dalam hal ini dapat dipadukan dengan benda-benda peninggalannya
pada masa lalu seperti bangunan tempat tinggal dan senjata yang digunakan dalam
berjuang mengusir penjajah. Fakta dan interpretasi, dua hal penting untuk karya sejarah.
Ini berarti bahwa kisah sejarah bukan hanya merupakan rangkaian fakta saja, dan juga