Page 13 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 13

S SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARAEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                         2



             Negara Kesatuan Republik Indonesia; memiliki integritas moral dan keteladanan; berjasa

             terhadap bangsa dan negara; berkelakuan baik; setia dan tidak mengkhianati bangsa dan
             negara serta tidak pernah dipidana penjara. Selain syarat umum, masih ada syarat khusus
             untuk bisa memperoleh gelar pahlawan di antaranya pernah memimpin dan melakukan

             perjuangan bersenjata atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut,

             mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan
             bangsa; tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan; melakukan pengabdian
             dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang

             diembannya; pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang

             pembangunan bangsa dan negara; pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat
             bagi kesejahteraan masyarakat luas.

                   Penamaan nama tokoh yag digunakan oleh bandara, tidak hanya mengacu pada
             pahlawan nasional, saja melainkan juga pada tokoh lokal, seperti Haluoleo (Sulawesi

             Tenggara), Djalaluddin Tantu (Gorontalo), Hang Nadim (Kepulauan Riau), dan Supadio
             (Kalimantan Barat).  Kehadiran tokoh lokal menjadi sangat penting karena mereka ini kerap

             menjadi motivator bagi masyarakat sekitarnya untuk turut serta berjuang mempertahankan,
             mengisi kemerdekaan dan membuat sesuatu yang baru bagi kehidupan masyarakat. Kajian

             tokoh lokal menjadi sangat penting karena dapat menjadi sumber inspirasi masyarakat lokal
             setempat dalam menyelesaikan setiap masalah ataupun mencari solusi terhadap berbagai

             masalah yang ada.
                   Buku ini berusaha mengumpulkan fragmen lepas tentang asal usul bandara dan

             perjuangan tokoh-tokoh yang namanya disematkan pada 34 bandar udara,  yang ditinggalkan
             masa lalu itu, kemudian dicoba untuk ditata kembali,  dan disusun menjadi sebuah cerita

             yang utuh tentang bandara dan nama tokoh tesebut. Melalui cara ini diharapkan para
             generasi muda Indonesia yang tidak berada pada jaman itu, bisa men dapatkan informasi

             yang lengkap dan kemungkinan mereka dapat membayangkan apa yang dirasakan oleh
             generasi sebelumnya. Bahkan mereka juga dapat memetik pelajaran yang berharga kisah-

             kisah  yang  ada  dalam  menghadapi  persoalan-persoalan  di  zamannya  sendiri.Fragmen-
             fragmen peninggalan masa lalu yang dipilih adalah fragmen-fragmen lepas yang tidak

             memberikan gambaran yang lengkap akibat keterbatasan media yang ada pada masa lalu.
             Itulah sebabnya, sebelum semuanya lenyap, kiranya perlu dituliskan kisah-kisah masa lalu

             para tokoh atau pejuang yang masih mempunyai saksi hidup.
                   Keterbatasan sumber menjadi masalah utama dalam penulisan buku ini. Fenomena ini

             nampak pada jumlah halaman yang tidak imbang antara kisah pahlawan dan tokoh lokal yang
             menjadi nama bandara. Sumber mengenai pahlawan lebih mudah diperoleh daripada tokoh

             lokal.  Dalam hal ini sumber-sumber sejarah lokal menjadi penting untuk mengungkapkan
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18