Page 23 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 23

SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                                                       12



             mengurangi kesewenang-wenangan para               satu  Sultan  Aceh  yang  giat  menyebarkan
             uleebalang dalam menjatuhkan hukuman              dakwah Islam. Ia memerintahkan pendirian

             terhadap rakyat di daerah kekuasaannya.           masjid di banyak tempat dan mengeluarkan
                     Ada dua perbedaan yang sangat             peraturan  dan  hukuman  bagi  orang  yang
             kontradiktif terkait sifat Sultan Iskandar        melanggar  ajaran  agama.  Di  sisi  lain,
             Muda. Berdasarkan sumber-sumber lokal             kedermawanan sang sultan juga mengiringi

             dinyatakan bahwa Sultan Iskandar Muda             ketegasannya. Setiap kali menunaikan
             mempunyai sifat yang luhur dan tegas serta        ibadah salat Jumat, ia tidak lupa membawa
             berperilaku sangat baik. Sementara itu,           bermacam hadiah dan sedekah yang
             laporan Augustin de Beaulieu yang datang          dibagikan kepada kaum fakir miskin.

             ke Aceh pada 1621 justru menjelaskan              Seiring dengan meningkatnya syiar Islam
             sebaliknya. Realitas ini disebabkan oleh          dalam Kesultanan Aceh, muncul ulama-
             tindakan tegas Sultan Iskandar Muda               ulama seperti Syamsudin Pasai, Nuruddin
             terhadap para pedagang asing, khususnya           Ar Raniry, dan Syaikh Abdur Rauf Singkel

             pedagang Eropa yang lebih mementingkan            yang hingga hari ini dikenal luas tidak hanya
             keuntungan perniagaan mereka. Sikap               di  tengah  masyarakat  Aceh  tetapi  juga
             Sultan Iskandar Muda yang teguh pada              dikenal oleh masyarakat Islam Indonesia.
             pendirian    tidak   menyenangkan        para           Selain mengalami kemajuan pesat di

             pedagang Eropa tersebut sehingga mereka           bidang sosial dan ekonomi serta budaya,
             menyebarkan berita yang tidak benar               Kesultanan Aceh di bawah kepemimpinan
             mengenai sifat Sultan Iskandar Muda. Dalam        Sultan Iskandar Muda juga dikenal memiliki
             menjalankan perdagangan lada, misalnya,           kekuatan angkatan perang yang tangguh.

             Sultan Iskandar Muda juga melarang para           Ketangguhan      Angkatan      Darat    Aceh
             pedagang asing membeli lada langsung              ditopang oleh pasukan bergajah, sementara
             ke daerah-daerah produksi lada. Mereka            Angkatan Laut Aceh diperkuat dengan
             harus datang ke ibu kota Kesultanan Aceh,         kapal-kapal galley yang berjumlah sekitar

             yakni Banda Aceh Dar as-Salam. Kebijakan          100  buah  dan kapal  layar kurang  lebih
             ini dilakukan agar ibu kota Aceh menjadi          sebanyak 500 buah. Kapal-kapal galley
             pusat perdagangan yang ramai dengan               besar ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan
             hadirnya para pedagang asing dari Arab,           besar yang dimiliki oleh Kesultanan Aceh

             Turki, Siam, Pegu, Cina, Melayu, Jawa,            dan pelabuhan lain, seperti Daya dan Pedir.
             dan Eropa. Sebagian bahkan tinggal dalam          Kapal-kapal tersebut mampu mengangkut
             waktu  yang cukup  lama dan  membentuk            600 hingga 800 orang karena kapal-kapal
             kampung yang hingga kini dikenal dengan           tersebut sebagian memiliki ukuran yang

             nama kampung berdasarkan kelompok                 lebih besar dari kapal-kapal milik orang
             etnik  tertentu,  seperti  kampung  Jawa,         Eropa pada masanya.
             Kampung Keling, dan Kampung Kedah.                      Gajah-gajah     yang     menjadi    inti
                     Sejalan dengan hal tersebut, Kitab        kekuatan Angkatan Darat Aceh berjumlah

             Bustanus Salatin menyatakan bahwa                 sekitar 900 ekor. Gajah-gajah tersebut dilatih
             Sultan Iskandar Muda merupakan salah              sedemikian rupa sehingga tidak takut pada
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28