Page 26 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 26
15 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
yang besar, yang berdampak pada sulitnya Beberapa hari sebelum Sultan Iskandar
untuk kembali bangkit sebagai salah satu Muda wafat, ia meminta orang-orang
kekuatan di sekitar wilayah Selat Malaka. kepercayaannya untuk menyingkirkan
Pada periode yang hampir bersamaan, putra satu-satunya karena tindakan
kekuatan VOC mulai memainkan peranan putranya tersebut tidak disenanginya.
penting dalam perdagangan dan perpolitikan Berbagai kejahatan yang dilakukan oleh
di nusantara. VOC bahkan merebut Bandar putranya tersebut dikhawatirkan akan
Malaka dari tangan Portugis pada tahun memicu perang saudara berkaitan dengan
1641. Aktivitas maritim Kesultanan Aceh penunjukan Sultan Husein Syah sebagai
berangsur-angsur memudar dan hal Sultan Aceh. Sultan Iskandar Muda juga
ini nampak dari sejumlah wilayah yang memerintahkan agar orang-orang Portugis
semula merupakan wilayah taklukan mulai yang masih berada di wilayah Kesultanan
melepaskan diri dari pengaruh Kesultanan Aceh disingkirkan karena dikhawatirkan
Aceh. juga menjadi mata-mata dan penyebab
Kekalahan pasukan dalam perang kegagalan penyerangan pasukan Aceh
melawan Portugis pada tahun 1629 terhadap Portugis di Malaka.
juga memengaruhi perekonomian Aceh. Sultan Iskandar Muda meninggal
Kekalahan tersebut membuat armada dunia pada 27 Desember 1636 secara
Aceh melemah dan berdampak pada tiba-tiba. Sebuah sumber Belanda yang
berkurangnya kontrol Kesultanan Aceh berasal dari laporan Gubernur Jenderal
terhadap kota-kota pelabuhan di Pantai Antonio van Diemen yang ditujukan
Barat Sumatra tempat Aceh menjalankan kepada para penguasa VOC di Belanda
sistem monopoli lada, kecuali Kesultanan menyebutkan bahwa Sultan Iskandar Muda
Perak. Di Kesultanan Perak, Kesultanan meninggal dunia karena diracun oleh para
Aceh masih mampu menguasai wanita Makassar atas perintah orang-
perdagangan timahnya. orang Portugis. Ia dimakamkan di dekat
Ketika pasukan Kesultanan Aceh Krueng Daroy yang bersebelahan dengan
berhasil menaklukkan Kesultanan Pahang, Meuligoe atau kediaman resmi Gubernur
seorang putra Sultan Pahang bernama Nanggroe Aceh Darussalam. Belanda
Iskandar Thani ikut ditawan. Sultan Iskandar sempat menghilangkan jejak makam Sultan
Muda yang melihat bakat dan kecakapan Iskandar Muda saat Perang Aceh berkobar
Iskandar Thani kemudian mengangkatnya (1873-1906), tetapi lokasi makam Sultan
menjadi anak dengan gelar Raja Bungsu. Iskandar Muda berhasil ditemukan kembali.
Ketika berusia 9 tahun, Raja Bungsu
dinikahkan dengan putri Sultan Iskandar
Muda bernama Nenda Tun Kemala Setia
dan beroleh gelar baru Sultan Husein Syah.
Kelak Sultan Iskandar Muda menunjuk
Sultan Husein Syah sebagai penggantinya
untuk memimpin Kesultanan Aceh.