Page 104 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 104

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                        Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara























                                                                                                                                                               BAB IV














            Sultan Abil Khair Sirajuddin adalah Sultan Bima yang  melewati  perairan  Bima. Pada tahun  1674  akhirnya
            menentang Perjanjian  Bongaya. Sultan bersama  Belanda mengajak  Bima untuk membuat perjanjian
            Karang Galessong  (panglima laskar Makassar)  baru, yaitu Perjanjian Rotterdam II di Makassar.
            membangun pertahanan baru di pesisir barat dan  (Darmawijaya, 2010:154).                                                                       Jaringan Keilmuan Ulama
            selatan  Teluk Bima untuk mempertahankan  Bima  Setelah wafat, Sultan Abi Khair digantikan oleh Sultan
            dari pencaplokan  yang dilakukan Belanda. Mereka  Nurruddin  Abu Bakar  Ali Syah, yang memerintah                                                                     dan
            tidak hanya mempertahankan Bima, tetapi juga aktif  pada tahun 1682-1687. Setelah menjadi Sultan Bima,
            menyerang kapal-kapal Belanda yang melewati Laut  Sultan Nuruddin segera melanjutkan perlawanannya                                    Perkembangan Islam di Nusantara
            Flores. Pada tahun 1669, Belanda berhasil membujuk  terhadap  Belanda  karena  baginya  perlawanan
            Sultan Abil Khair untuk membuat perjanjian dan yang  terhadap Belanda sudah merupakan bagian dari
            dikenal dengan Perjanjian Rotterdam I. Perjanjian ini  hidupnya.  Sebelum  diangkat  menjadi  Sultan Bima,
            mengakui  Kesultanan Bima secara internal,  tetapi  Sultan Nuruddin telah melanglang buana dalam
            mengekang hubungan Kesultanan Bima dengan dunia  menentang kehadiran Belanda di Nusantara. Sultan
            luar. Hal itu menyebabkan kerugian besar bagi aktivitas  terlibat langsung dalam berbagai peperangan terhadap
            dagang rakyat Bima dan membuat rakyat marah serta  Belanda diantaranya Perang  Trunojoyo (1676) dan
            kemudian menyerang kapal-kapal  Belanda yang  Perang Banten.(Darmawijaya, 2010:154-5).

















                                                                            Istana Asi Mbojo
                                                                            Sumber:Buku Sejarah Kebudayaan
                                                                            Islam Indonesia




                                                          94                                                                                                                         95
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109