Page 7 - E-BOOK SISWA fix
P. 7
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain
dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial manusia melakukan interaksi dalam
kehidupan sehari-hari. Hubungan yang terjalin antar sesama manusia harus dijaga
dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dalam pertemanan peserta didik di sekolah.
Sesama teman tidak dibenarkan untuk melakukan bully atau menyakiti dengan cara
kekerasan baik itu secara verbal, fisik maupun psikologis.
Dewasa ini, bullying kembali muncul dipermukaan. Sejumlah kasus bullying
sudah tertera di dalam catatan masalah anak di awal tahun 2020. Retno Listyarti
sebagai komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia bidang pendidikan
mengatakan kasus-kasus pelanggaran yang terjadi dalam kurun waktu sembilan
tahun terakhir hingga 2019 terdapat 37.381 aduan yang masuk ke KPAI. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia menyebutkan bahwa data pengaduan anak kepada
KPAI terus meningkat setiap tahunnya, KPAI menerima pengaduan kasus bullying
mencapai 2.473 laporan. (https://www.kpai.go.id). Sebanyak 41 persen siswa
Indonesia dilaporkan pernah mengalami perundungan atau biasa dikenal dengan
istilah bullying. Persentase angka bullying siswa di Indonesia ini berada di atas
angka rata-rata Negara Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) sebesar 23 persen (Organisation for Economic Co-operation and
Development, 2019).
Pengentasan kasus bullying di sekolah sudah banyak dilakukan, akan tetapi
tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Beberapa penelitian telah dilakukan
untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pencegahan dan
pengentasan perilaku bullying di sekolah. Sebagian besar hasil penelitian
mengungkapkan bahwa dampak bullying yang dominan memerlukan adanya upaya
pengentasan yang efektif (Yenes, 2016).
1
5