Page 166 - Kelas_06_SD_Tematik_1_Selamatkan_Makhluk_Hidup_Siswa
P. 166

Kupi, Sahabat Terbaik
                                                   Oleh: Santi Hendriyeti




                        “Miauww...miauww..,” Kupi merintih sedih di depan pintu kamar Risti.
                   Sore itu, tidak seperti biasanya, Kupi tidak riang berlari di halaman belakang

                   rumah. Kadang-kadang di sore seperti ini beberapa teman sepermainan Risti
                   juga ikut bermain bersama Kupi.

                   Kupi, seekor kucing mungil berbulu belang kesayangan Risti. Beberapa bulan
                   lalu, ketika berjalan pulang dari sekolah, Risti menemukan Kupi terbaring di
                   pinggir selokan. Sungguh menyedihkan! Kurus tidak terpelihara. Di kakinya

                   ada luka menganga, mungkin akibat berkelahi dengan kucing lain. Tidak
                   sampai hati Risti membiarkannya. Dibungkusnya Kupi dengan saputangan
                   dan digendongnya dibawa pulang ke rumah.

                   Dengan penuh kasih sayang, diobatinya luka di kaki Kupi. Risti membeli susu di
                   warung dan diberinya kepada Kupi, tetes demi tetes. Setiap hari, sepulang dari

                   sekolah, pasti Kupi yang pertama kali ditengoknya. Dirawat lukanya, diberinya
                   makan dan minum, hingga perlahan-lahan Kupi terlihat makin bugar dan ceria.
                   Tiada sore yang Risti lewatkan tanpa bermain dengan Kupi. Ketika Risti sedang
                   mengerjakan tugas dari sekolah, Kupi pun setia menemani Risti. Bermain di

                   bawah meja, dekat kaki Risti.

                   Sepi rasanya ketika sore itu Risti tidak menghampirinya. Sudah beberapa hari
                   ini Risti sakit. Badannya demam dan sekujur badannya terasa ngilu, sehingga
                   ia tidak kuasa beranjak dari tempat tidur. Jangankan bermain, makan pun
                   disuapi oleh ibu di tempat tidur. Mendengar suara Kupi, ingin rasanya Risti

                   menghampiri Kupi untuk mengelus dan menenangkannya. Seakan mengerti,
                   Kupi tidur di depan kamar Risti. Ia hanya keluar rumah untuk makan dan buang
                   air. Dibatasi pintu kamar, Kupi setia menemani Risti.

                   Esok paginya, terdengar langkah Risti berjalan pelan. Kupi langsung berdiri
                   tegak, mengibaskan ekornya. Baru selangkah kaki Risti melewati kamar, Kupi

                   langsung bergelut manja di antara kakinya.
                       “Hai, Kupi. Selamat pagi.” sapa Risti dengan tersenyum.


                   “Maafkan aku ya, beberapa hari ini aku tidak bermain denganmu.” tambah
                   Risti sambil berjongkok mengelus Kupi.








                   160 Buku Siswa SD/MI Kelas VI
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171