Page 46 - BUKU SOSIOLOGI SMA
P. 46

a. Merupakan pedoman hidup yang berlaku untuk semua warga masyarakat.
                b. Mengikat setiap anggota masyarakat sehingga berakibat memberikan
                    sanksi terhadap anggota masyarakat yang melanggarnya.
                    Di dalam masyarakat norma-norma yang ada mempunyai kekuatan
                mengikat yang berbeda-beda.  Ada norma yang berdaya ikat lemah,
                sedang, maupun kuat. Umumnya, anggota masyarakat tidak berani
                melanggar norma yang berdaya ikat kuat. Untuk dapat membedakan
                kekuatan mengikat norma-norma tersebut, dikenal empat pengertian
                norma, yaitu sebagai berikut.
                a. Cara (Usage)
                       Cara menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Norma ini mempunyai
                    daya ikat yang sangat lemah dibanding dengan kebiasaan. Cara lebih
                    menonjol di dalam hubungan antarindividu. Suatu penyimpangan
                    terhadap cara tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi
                    hanya celaan. Misalnya, orang mempunyai cara minum dan makan
                    masing-masing pada waktu bertemu.  Ada yang minum dan makan
                    tidak mengeluarkan bunyi ada pula yang mengeluarkan bunyi sebagai
                    pertanda rasa kepuasannya. Cara yang terakhir biasanya dianggap
                    tidak sopan, kalau cara tersebut dilakukan juga maka orang akan
                    merasa tersinggung dan mencela cara minum tersebut.

                b. Kebiasaan (Folkways)
                       Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi daripada
                    cara. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam
                    bentuk yang sama sebab orang banyak menyukai perbuatan tersebut.
                    Contohnya kebiasaan menghormati orang-orang yang lebih tua.


                c. Tata Kelakuan (Mores)
                       Kalau kebiasaan tersebut tidak semata-mata sebagai cara perilaku
                    saja, tetapi diterima sebagai norma pengatur maka kebiasaan tersebut
                    menjadi  tata kelakuan. Tata kelakukan mencerminkan sifat-sifat yang
                    hidup dari kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat pengawas.
                    Tata kelakuan, di satu pihak, memaksakan suatu perbuatan. Di lain
                    pihak, sebagai  larangan sehingga secara langsung menjadi alat agar
                    anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan dengan tata kelakuan tadi.

                d. Adat-istiadat (Custom)
                       Tata kelakuan masyarakat yang berintegrasi secara kuat dengan
                    pola-pola perilaku baik dapat meningkat menjadi adat-istiadat. Anggota
                    masyarakat yang melanggar adat-istiadat akan mendapatkan sanksi
                    keras. Contoh hukum adat melarang terjadinya perceraian suami-istri
                    di daerah Lampung. Suatu perkawinan dinilai sebagai kehidupan
                    abadi  bersama  dan  hanya dapat terputus apabila salah seorang

             Sosiologi  SMA Kelas X                                                 39
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51