Page 47 - BUKU SOSIOLOGI SMA
P. 47
meninggal dunia. Kalau terjadi perceraian maka tidak hanya orang-
orang yang bersangkutan yang tercemar, tetapi juga seluruh keluarga.
Untuk menghilangkan kecemaran tersebut, perlu dilakukan upacara adat
khusus yang biasanya membutuhkan biaya besar. Bisa juga orang yang
melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari desa dan lingkungan
masyarakat, termasuk keturunannya.
Setiap masyarakat mempunyai seperangkat nilai dan norma sosial.
Seluruh nilai dan norma itu dianggap sebagai kekayaan dan kebanggaan
masyarakat. Nilai dan norma tersebut dijunjung tinggi dan diakui sebagai
perbendaharaan kultur dan sebagai bukti bahwa masyarakat tersebut
beradab. Nilai dan norma tersebut harus dibela apabila eksistensinya
diremehkan orang lain. Misalnya bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak
asasi dan musyawarah sebagai nilai-nilai sosial yang harus dibina dan
dipertahankan.
2. Macam-macam/Jenis-jenis Norma
Dilihat dari resmi tidaknya norma tersebut dan ditilik dari kekuatan
sanksinya, dibedakan dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Norma Tidak Resmi dan Norma Resmi
1) Norma Tidak Resmi (Nonformal)
Norma tidak resmi ialah patokan yang dirumuskan secara tidak
jelas di masyarakat dan pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi
warga yang bersangkutan. Norma tersebut tumbuh dari kebiasaan
bertindak yang seragam dan diterima oleh masyarakat. Meskipun
tidak diwajibkan, tetapi semua anggota sadar, bahwa patokan tidak
resmi itu harus ditaati dan mempunyai kekuatan memaksa yang
lebih besar daripada patokan resmi. Patokan tidak resmi dijumpai
dalam kelompok primer seperti keluarga, kumpulan tidak resmi,
dan paguyuban.
2) Norma Resmi (Formal)
Norma resmi ialah patokan yang dirumuskan dan diwajibkan
dengan jelas dan tegas oleh yang berwenang kepada semua warga
masyarakat. Keseluruhan norma formal ini merupakan suatu tubuh
hukum yang dimiliki masyarakat modern. Jalan untuk memperkenalkan
kaidah formal/peraturan-peraturan yang telah dibuat harus
disebarluaskan. Pembuatan peraturan tersebut tidak semata-mata
didasarkan pada kebiasaan yang sudah ada, tetapi lebih sesuai
dengan prinsip susila (etika) dan prinsip ”baik dan buruk”. Dari
sumber moral itu dibuatlah perundang-undangan, keputusan,
peraturan, dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan
rasional yang masak mengenai tujuan yang hendak dicapai dan
faktor-faktor yang dapat menghalangi keberhasilannya.
40 Sosiologi SMA Kelas X