Page 255 - BS IPS7K13
P. 255

Pada  tahun  1019,  Airlangga  dinobatkan  menjadi  raja  menggantikan
                    Dhamawangsa oleh para pendeta Buddha.Ia segera mengadakan pemulihan
                    hubungan  baik  dengan  Sriwijaya.  Airlangga  membantu  Sriwijaya  ketika
                    diserang  Raja  Colamandala  dari  India  Selatan.  Selanjutnya  tahun  1037,
                    Airlangga  berhasil  mempersatukan  kembali  daerah-daerah  yang  pernah
                    dikuasai  oleh  Dharmawangsa.  Airlangga  juga  memindahkan  ibukota
                    kerajaannya dari Daha ke Kahuripan.
                       Pada  tahun  1042,  Airlangga  menyerahkan  kekuasaanya  pada  putrinya
                    yang bernama Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak
                    dan  memilih  untuk  menjadi  seorang  petapa  dengan  nama  Ratu  Giriputri.
                    Selanjutnya  Airlangga  memerintahkan  Mpu  Bharada  untuk  membagi  dua
                    kerajaan, yaitu Panjalu dengan ibu kota Daha dan Jenggala yang ber ibukota
                    di Kahuripan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di
                    antara kedua putranya yang lahir dari selir.
                       Kehidupan ekonomi kerajaan Medang banyak bergantung kepada pelayaran
                    dan  perdagangan.  Kerajaan  Sriwijaya  menjadi  saingan  berat  bagi  kerajaan
                    Medang karena waktu itu Sriwijaya menguasai jalur perdagangan  laut India
                    -  Indonesia  -  Cina.  Hal  inilah  yang  menyebabkan  Raja    Dharmawangsa
                    berusaha  mematahkan  monopoli  perdagangan  Sriwijaya.  Selanjutnya  pada
                    masa pemerintahan Airlangga, pelabuhan Hujung Galuh di Muara Kali Brantas
                    diperbaiki.Pelabuhan Hujung Galuh kemudian menjadi Bandar perdagangan
                    yang ramai.Banyak pedagang asing singgah di kedua pelabuhan itu, seperti
                    pedagang  dari  India,  Burma,  Kamboja,  dan  Champa.Selain  itu,  dibangun
                    pula  bendungan  Waringin  Sapta.Bendungan  ini  berguna  untuk  mengairi
                    sawah-sawah penduduk dan mencegah luapan kali brantas yang mengganggu
                    aktivitas perdagangan.
                       Bidang  sastra  juga  mendapat  perhatian.Pada  masa  pemerintahan
                    Dharmawangsa  kitab  Mahabarata  disadur  dalam  bahasa  Jawa  Kuno.
                    Selanjutnya  pada  masa  pemerintahan  Airlangga,  Mpu  Kanwa  menggubah
                    kitab Arjunawihaha.




















                                                                      Ilmu Pengetahuan Sosial  241
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260