Page 281 - BS IPS7K13
P. 281
Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.
Kesultanan ini didirikan sekitar abad ke-15 M oleh Raden Patah yang
merupakan keturunan Raja Brawijaya V, raja terakhir dari kerajaan Majapahit.
Awalnya Demak merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit.Seiring dengan
kemunduran Majapahit, Demak menjadi kawasan mandiri yang kemudian
menjadi sebuah kesultanan.Wilayah-wilayah di pantai utara Jawa yang sudah
menganut Islam berada di bawah pengaruh Demak.Pengaruh Kesultanan
Demak kemudian meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan
Jambi.
Kehidupan ekonomi masyarakat Demak bersumber pada pertanian,
perdagangan dan pelayaran. Pengalihan jalur perdagangan setelah jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis, membuat pelabuhan-pelabuhan di wilayah
kesultanan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik berkembang
menjadi pelabuhan transito (penghubung) dengan daerah-daerah penghasil
rempah-rempah. Pada tahun 1512 M dan 1513 M, Demak mengirim pasukan
dibawah pimpinan Adipati Yunus untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan
Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Namun upaya ini gagal
karena kekuatan Portugis lebih unggul.
Dalam bidang keagamaan, kesultanan Demak berperan sebagai pusat
penyebaran agama Islam.Di Pulau Jawa, penyebaran Islam didukung oleh
para wali yang dikenal dengan Wali Songo. Beberapa anggota Wali Songo
berasal dari Demak, yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus,
dan Sunan Murya. Mereka berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Demak juga berusaha menyebarkan
Islam di luar Pulau Jawa seperti Maluku, dan Kalimantan. Penyebaran Islam
di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri. Adapun di Kalimantan, penyebaran
Islam dilakukan oleh seorang penghulu yang bernama Tunggang Pararangan.
Kesultanan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Trenggana. Pada masa pemerintahannya, kekuasaan Demak meliputi
sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.
Penaklukkan pesisir utara Jawa Barat dilakukan oleh Fatahillah yang turut
merintis berdirinya kesultanan Banten dan Cirebon.
Setelah Sultan Trenggana wafat, Kesultanan Demak mengalami kemunduran.
Salah satu penyebabnyaadalah konflik dalam keluarga kesultanan yang
memperebutkan tahta Demak.Konflik berakhir setelah Jaka Tingkir (Adipati
Pajang sekaligus menantu Sultan Trenggono) meredam pemberontakan
Aria Panangsang yang menginginkan tahta Demak.Jaka Tingkir kemudian
memindahkan pusat pemerintahan Demak ke daerah Pajang.
Ilmu Pengetahuan Sosial 267