Page 513 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 513

Muhadjir Effendy





               Prof. Dr. Drs. Muhadjir Effendy, MAP  menjadi Menteri Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Mendikbud)
               Republik Indonesia (RI) pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Kerja Reshuffle
               Ke-3, menggantikan Anies Baswedan, ketika Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet di
               beberapa kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebelum
               menjabat sebagai menteri ia menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga
               periode (tahun 2000–2016) dan menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan
               Kebudayaan. Ia dikenal sebagai seorang intelektual Muslim yang memiliki kepakaran lintas-ilmu dengan
               menguasai bidang agama, sosiologi, politik, dan bahkan militer.

               Muhadjir Effendy lahir di Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 29 Juli 1956, putra keenam dari sembilan
               bersaudara keluarga Soeroja dan Sri Soebita. Pendidikan formalnya dimulai di SD Al-Islam Madiun dan
               selesai pada tahun 1968, kemudian Pendidikan Guru Agama Islam Negeri (PGAN) 6 tahun dan lulus
               pada tahun 1974. Ia melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang,
               yang kini berubah menjadi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan memperoleh
               gelar Sarjana Muda (BA) pada tahun 1978. Gelar sarjana diperoleh di IKIP Negeri Malang, yang kini
               berubah menjadi Universitas Negeri Malang, pada tahun 1982. Pendidikan Strata 2 diselesaikan di
               Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memperoleh gelar Magister Administrasi
               Publik (MAP) pada tahun 1996. Adapun pendidikan Strata 3 diselesaikan di Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
 Masa Jabatan  Universitas  Airlangga  dan memperoleh gelar Doktor di Bidang  Sosiologi Militer dengan disertasi
 27 Juli 2016 - sekarang  Pemahaman Tentang Profesionalisme Militer di Tingkat Elit TNI-AD. Selain Pendidikan formal, Muhadjir

               beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di Victoria University, British Columbia,
               Canada (1991), dan di National Defence University, Washington DC (1993).

               Sosok Muhadjir Effendy lekat dengan sebutan aktivis atau penggerak organisasi, bahkan hingga ketika
               menjadi seorang  pejabat  negara. Semasa  menjadi  pelajar dan  mahasiswa ia menjadi  aktivis Pelajar
               Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia juga berperan aktif dalam organisasi
               kemasyarakatan dan keagamaan modern, yakni Muhammadiyah, dan menjadi salah satu Pimpinan Pusat.
               Sesuai keahliannya, Muhadjir terpilih sebagai ketua yang membidangi pendidikan, yang membawahi lebih
               dari 170 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan ribuan Sekolah Dasar serta Sekolah Menengah
               Muhamadiyah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu keahlian lain yang dimiliki oleh
               Muhadjir adalah kemampuan dan produktivitas menulis. Banyak buku yang dihasilkan dan diterbitkannya,
               antara lain Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan serta Bunga Rampai Pendidikan. Muhadjir juga dikenal
               sebagai seorang kolumnis yang menyoroti masalah agama, pendidikan, sosial, politik, dan kemiliteran.

               Penempatannya sebagai Ketua Pendidikan Muhammadiyah telah diperkirakan banyak pihak, sebab
               sejak lama Muhadjir telah berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi. Sebagai
               contoh, ia terlibat dalam pengelolaan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang kini menjadi
               salah satu universitas Muhammadiyah terbaik di Indonesia dan perguruan tinggi swasta terunggul di
               Jawa Timur, yaitu UMM.

               Sebagian besar waktu kerja Muhadjir dihabiskan di UMM bersama dengan Prof. A Malik Fadjar, Prof
               Imam Suprayogo, Haji Sukiyanto (almarhum), dan Kiai Haji Abdullah Hasyim (almarhum). Muhadjir
               muda turut serta mengembangkan UMM, melanjutkan perjuangan generasi perintis sebelumnya,
               seperti Kiai Bedjo Darmoleksono, A. Gafar, K.H. Mohammad Goesti, Kapten Mohammad Tahir,
               Ali Sacheh, Suyuti Chalil, A. Masyhur Effendy, Amir Hamzah Wiryosukarto, Sofyan Aman, Profesor
               Masjfuk Zuhdi, Profesor Kasiram, dan sederet tokoh Muhammadiyah Malang lainnya.




 500  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  501
   508   509   510   511   512   513   514   515   516   517   518