Page 148 - 00_sampul_depan.pdf
P. 148

dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan
                        campuran alkana dengan rantai C H –C H .
                                                     15 32
                                                            16 34
                        7)  Fraksi ketujuh
                            Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi,
                                      o
                        yaitu di atas 375 C, sehingga akan terjadi penguapan.

















                                Gambar 7.12 Minyak Pelumas          Gambar 7.14 Lilin
                                   Sumber: www.njcandle.com       Sumber: www.pertamina.com

                            Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap.
                        Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal
                        dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang
                                                                            o
                        menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 C.
                            Minyak pelumas (C H –C H ) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin
                                            16 34
                                                    20 42
                        (C H –C H )  untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C H )
                                 24 50
                          21 44
                                                                                            36 74
                        digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
                        b.  Pengolahan tahap kedua
                            Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit
                        pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan
                        dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar
                        minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan
                        permintaan konsumen atau pasar.
                            Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa
                        pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi,
                        alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).
                            Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.


                        1)  Konversi struktur kimia
                            Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon
                        lain melalui proses kimia.

                        a)  Perengkahan (cracking)
                            Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon
                        yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.


                                                                                              141
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153