Page 19 - Modul 7 Kebangkitan Nasional
P. 19

Bintang Hindia dan Medan Prijaji. Bintang Hindia terbit pertamakali pada

                                  Juli  1902  dan  disebut  sebagai    pembuka  mata  atau  pelopor  kesadaran
                                  berbangsa di Indonesia.



                                         Surat  kabar  ini  banyak  memuat

                                  berita atau tulisan yang menggambarkan

                                  kemajuan  bangsa  lain  di  luar  Hindia
                                  Belanda (Indonesia). Dengan cara ini, para

                                  penulis  dan  editor  surat  kabar  ini  ingin

                                  mengajak  masyarakat  Indonesia  untuk

                                  menggapai  kemajuan.  Salah  satu  cara

                                  untuk           memperolehnya                melalui
                                  pendidikan. Beberapa tokoh pers nasional

                                  dalam  masa  pergerakan  nasional  antara                  Gambar 7. 6 R.M. Tirtohadisuryo salah

                                  lain  Raden  Mas  Tirtohadisurjo,  Abdoel                   satu tokoh pers nasional. Ia pernah
                                                                                               menjadi pemimpin redaksi Medan
                                  Moeis,         Abdoel         Rivai,      Soewardi         Prijaji, Soeloeh Keadilan, dan Bintang

                                  Soerjaningrat, Parada Harahap, Soeroen,                                   Betawi
                                                                                                   Sumber : www.historia.id
                                  dan      R.M.      Soeharjo        Tjokrosiswoyo.

                                  (N.Suparno, T.D Haryo Tamtomo,2016:188)










                                  Ketika  Belanda  mulai  berkuasa,  mereka  menggunakan  nama

                                  Nederlandsche  Indie  atau  Hindia  Belanda  untuk  menyebut
                                  Indonesia. Nama Indonesia pertama kali diperkenalkan J.R Logan

                                  dan G.S.W. Earl pada tahun 1847 di Singapura dalam sebuah jurnal

                                  Ilmiah.  Orang  Indonesia  pertama  yang  menggunakan  kata
                                  “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.

                                  Ia mendirikan biro pers bernama Indonesia Persbureu pada tahun
                                  1913  di  Den  Haag,  Belanda.  Sejak  itu,  nama  Indonesia  banyak

                                  digunakan  para  tokoh  pergerakan.  Pada  rapat  tahun  1922,

                                  Indische  Vereeniging  (Perhimpunan  Hindia)  memutuskan
                                  mengganti         namanya         menjadi        Indonesische         Vereeniging

                                  (Perhimpunan               Indonesia).(N.Suparno,                T.D          Haryo
                                  Tamtomo,2016:187)











                                                                                                                              11
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24