Page 24 - Modul 7 Kebangkitan Nasional
P. 24
Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta
organisasi ini telah memiliki 7 cabang, yakni di Bogor, Batavia, Bandung,
Yogyakarta, Magelang, Ponorogo dan Surabaya. Dalam mengejar
kepentingan Budi Utomo pada dasarnya menerapkan strategi kooperatif
atau kerjasama terhadap pemerintah Belanda. Untuk mengkonsolidasi diri
(dengan dihadiri 7 cabangnya, Budi Utomo menggelar kongres pertama di
Yogyakarta yaitu pada 3-5 Oktober 1908.
Kongres menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Budi Utomo terutama difokuskan pada bidang pendidikan
b. Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik
c. Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi
d. T. Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) dipilih sebagai katua Budi Utomo
e. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada Pulau Jawa dan Madura
Mulai tahun 1912, saat Notodirjo menjadi ketua Budi Utomo
menggantikan R.T. Notokusumo, Budi Utomo ingin mengejar
ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya tidak begitu signifikan karena pada
saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya, seperti
Indische Partij (IP) dan Sarekat Islam (SI). Setiap tanggal 20 Mei (hari
berdirinya Budi Utomo) ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Gambar 7.7 Tokoh pendiri Budi Utomo
Sumber : www.tagar.id
Sementara itu di beberapa daerah, terdapat beberapa perkumpulan pemuda.
Salah satunya adalah Pelajar Sumatera yang membentuk Jong Sumateranen Bond
pada 9 Desember 1917. Beberapa tokoh dari Jong Sumateranen Bond adalah Moh.
Hatta dan M.Yamin. Tujuan organisasi ini adalah memperkokoh ikatan antara pemuda
pelajar Sumatera dengan meniadakan prasangka buruk antarsuku dan memperkokoh
sikap saling menghargai.
16