Page 26 - Modul 7 Kebangkitan Nasional
P. 26
Dalam perkembangan Sarekat Islam mengalami perpecahan di
tahun 1916. Sarekat Islam disusupi ideologi komunis lewat
cabangnya di Semarang yang dipimpin Semaun dan Darsono. Kedua
tokoh tersebut menjadi anggota ISDV (Indische Social Democratische
Vereeniging). Akhirnya, SI pecah menjadi SI yang dipimpin
Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Abdoel Moeis (SI Putih) dan SI
yang sosialis/komunis dipimpin Semaun dan Darsono (SI merah) . SI
putih merubah namanya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia. SI
sosialis komunis mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat.
Sarekat Rakyat ini kemudian menjadi pendukung kuat Partai
Komunis Indonesia
Sumber : N.Suparno,T.D. Haryo Tamtomo.Buku IPS Kelas VIII(Jakarta:Penerbit
Esisi.2016)
2) Muhammadiyah
K.H Ahmad Dahlan melihat segi lain yang harus
diperbarui dalam Islam, yaitu modernisasi serta
pemurnian agama Islam dari unsur-unsur non-Islam.
Modernisasi dan pemurnian agama oleh
Muhammadiyah ditempuh dengan mendirikan
sekolah-sekolah. Sekolah-sekolah tersebut bersifat
modern agar tidak ketinggalan dari dunia Barat, Gambar 7.8 K.H. Ahmad
Dahlan
tetapi masih bersifat islami. Artinya ilmu pendiri Muhammadiyah.
pengetahuan modern harus dipadu dengan ajaran Sumber : www.IlmuSosial.id
Islam yang murni. Karena lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan,
sosial, dan ekonomi, organisasi ini tidak menghadapi persoalan dengan
pihak pemerintah kolonial. (N.Suparno,T.D. Haryo Tamtomo,2016:191)
18