Page 245 - Komunikasi Pendidikan
P. 245
dan perjuangan untuk menyusun pikiran dalam bahasa tulis
hingga terangkai menjadi sebuah tulisan yang utuh.
Ketiga, kurangnya penghargaaan. Sebagai sebuah
pekerjaan yang serius, ternyata penghargaan terhadap
kemampuan menulis masih belum sesuai harapan. Iklim
akademis Indonesia masih memberikan penghargaan kepada
aspek-aspek yang didominasi oleh proses perkuliahan klanikal.
Tulisan yang dipublikasikan di media massa atau
diterbitkan dalam bentuk buku, kondisinya juga tidak jauh
berbeda. Ada media massa yang membuka ruang untuk diisi
oleh penulis luar, tetapi tanpa honorarium. Faktor ketiga ini
juga menjadi salah satu penghambat kurang berkembangnya
tradisi menulis, khususnya kultur akademik di Indonesia.
Namun demikian, menulis idealnya memang tetap harus
berjalan dan ditumbuhkembangkan dengan berbagai
keterbatasan yang ada. Semangat untuk membangun tradisi
menulis sebagai bentuk komunikasi tertulis harus menjadi
bagian yang lekat dalam dunia akademis di Indonesia. Semakin
banyak mahasiswa dan dosen yang menghasilakn karya, dengan
sendirinya akan memberikan kontribusi secara luas bagi
peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas bangsa secara
keseluruhan. Menulis merupakan akumuasi wawasan dan