Page 14 - SPI 8
P. 14

b.  Kebijakan dalam Pemerintahan

                       Setelah  dilantik  menjadi  khalifah  tahun  136  H/754  M,  Al-Manṣur  membenahi
                       administrasi  pemerintahan  dan  kebijakan  politik.  Dia  menjadikan  wazir  sebagai
                       koordinator kementerian. Wazir pertama yang diangkat bernama Khalid bin Barmak,
                       berasal  dari  Balk,  Persia.  Al-Mansur  juga  membentuk  lembaga  protokoler  negara,
                       sekretaris negara, dan kepolisian negara, di samping membenahi angkatan bersenjata.
                       Dia menunjuk Muhammad bin Abd al-Rahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman
                       negara.  Jawatan  pos  yang  sudah  ada  sejak  masa  Dinasti  Umayyah  ditingkatkan
                       peranannya,  terutama  untuk  menghimpun  seluruh  informasi  dari  daerah  agar
                       administrasi  kenegaraan  berjalan  dengan  lancar,  sekaligus  menjadi  pusat  informasi
                       khalifah untuk mengontrol para gubernurnya.

                       Untuk memperluas jaringan politik, Al-Mansur menaklukkan kembali daerah-daerah
                       yang  melepaskan  diri,  dan  menertibkan  keamanan  di  daerah  perbatasan.  Di  antara
                       usaha  tersebut  adalah  merebut  benteng-benteng  di  Asia,  kota  Malatia,  wilayah
                       Cappadocia, dan Cicilia pada tahun 756-758 M. Ke utara, bala tentaranya juga melintasi
                       pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus.

                       Selain itu, Al-Mansur membangun hubungan diplomatik dengan wilayah-wilayah di
                       luar jazirah Arabia. Dia membuat perjanjian damai dengan kaisar Constantine V dan
                       mengadakan  genjatan  senjata  antara  tahun  758-765  M.  Khalifah  Al-Manṣur  juga
                       melakukan  dakwah  Islam  ke  Byzantium.  Ia  berhasil  menjadikan  kerajaan  tersebut
                       membayar upeti tahunan kepada Dinasti Abbasiyah. Selain itu, dia juga mengadakan
                       kerja sama dengan Raja Pepin dari Prancis. Saat itu, kekuasaan Bani Umayyah II di
                       Andalusia dipimpin oleh Abdurrahman ad-Dakhil. Al-Mansur berhasil pula menaklukan
                       daerah Afrika Utara pada tahun 144 H, meski terkadang kota Kairawan silih berganti
                       bertukar wali. Suatu saat  dikuasai  oleh bangsa Arab, di lain waktu jatuh ke tangan
                       Barbar lagi. Baru pada tahun 155 H, kota tersebut dikuasai secara penuh oleh Daulah
                       Abbasiyah.


                   c.  Mendirikan Kota Baghdad

                       Pada masa awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yakni di masa Abul Abbas As-Saffah,
                       pusat pemerintahannya berada di kota Anbar, sebuah kota kuno Persia di sebelah timur
                       sungai Eufrat. Istananya diberi nama Hasyimiyah, dinisbahkan kepada sang kakeknya,
                       Hasyim bin Abdi Manaf.

                       Pada masa Al-Mansur, pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Kufah. Ia mendirikan
                       istana baru dengan nama Hasyimiyah II. Selanjutnya, untuk lebih memantapkan dan
                       menjaga stabilitas politik, Al-Mansur mencari daerah strategis untuk dijadikan ibu kota






                                                                   Sejarah Peradaban Islam             14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19