Page 16 - SPI 8
P. 16

pengetahuan. Penyalinan literatur Iran dan Irak, Grik serta Siryani dilakukan secara
                       besar-besaran.  Dia  mendorong  usaha  menerjemahkan  buku-buku  pengetahuan  dari
                       kebudayaan asing ke bahasa Arab agar dikaji orang-orang Islam.


                       Perguruan  tinggi  ketabiban  di  Jundiṣapur  yang  dibangun  oleh  Khosru  Anuṣyirwan
                       (351-579 M, Kaisar Persia) dihidupkan kembali melalui tenaga pengajar dari tabib-
                       tabib asal Grik dan Roma, yang menjadi tawanan perang.

                       Al-Mansur juga mendirikan sebuah perguruan tinggi sebagai gudang pengetahuan yang
                       diberi nama “Baitul Hikmah”. Usahanya itu telah menjadikan kota Baghdad sebagai
                       kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak ulama dan para ahli
                       dari  berbagai  daerah  untuk  datang  dan  tinggal  di  Baghdad.  Dia  merandorong
                       pembukuan ilmu agama, seperti fiqh, tafsir, tauhid, Hadiṡ, dan ilmu lain seperti bahasa
                       dan ilmu sastra. Pada masanya lahir juga para pujangga, pengarang, dan penerjemah
                       yang hebat, termasuk Ibnu Muqaffak yang menerjemahkan buku Khalilah wa Dimnah
                       dari bahasa Parsi.


               2.  Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809M), Pemimpin Bijaksana dan Peletak Dasar
                   Pemerintahan Modern


                                              Perempuan Berpengaruh Masa Abasiyah Zubaidah binti Ja’far
                                              Zubaidah binti Ja’far adalah istri Khalifah Harun ar-Rasyid dan ibu dari
                                              Khalifah Al-Amin. Dia merupakan simbol wanita yang penuh semangat
                                              dan mampu memberikan contoh dan keteladanan. Nama aslinya
                                              Amatul Aziz binti Ja’far.

                                              Wanita mulia ini selalu dimanjakan dengan curahan kasih sayang.
                                              Kakeknya Abu Ja’far Al-Mansur dan pamannya Al-Mahdi, juga
                                              membesarkannya dengan penuh cinta. Kakeknya sangat mengagumi
                                              sang cucu sehingga memanggilnya “Zubaidah”, yang berarti “buih nan
                                              jernih”.
                                              Zubaidah adalah seorang wanita yang cerdas, bijaksana, setia, dan

                                              penyayang. Pendapatnya selalu dihormati sehingga dijadikan
                                              penasehat pribadi khalifah.
                                              Dia juga wanita yang fasih dan banyak menghafal syair dan gurindam.
                                              Ia bahkan pandai mengubah syair, dan senantiasa bersedia berdebat
                                              dengan kaum lelaki dalam berbagai bidang ilmu dan seni. Di samping
                Khalifah Harun Ar-Rasyid      itu, dia dikenal pula sebagai wanita yang berwajah cantik. Wajar jika ia
                         Sumber :             sangat dikasihi oleh Harun ar-Rasyid serta diletakkannya di tempat
              http://www.dokumenpemudatqn.com  yang terhormat lagi mulia.






                                                                   Sejarah Peradaban Islam             16
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20