Page 17 - SPI 8
P. 17

Khalifah Harun ar-Rasyid (145-193 H/763-809
                   M) dilahirkan di Rayy pada bulan Februari 763
                   M/145 H. Ayahnya bernama Al-Mahdi dan ibunya
                   bernama Khaizurran. Ia dibesarkan di lingkungan
                   istana,  mendapat  bimbingan  ilmu-ilmu  agama,
                   dan  ilmu  pemerintahan  di  bawah  bimbingan
                   seorang  guru  yang  terkenal,  yaitu  Yahya  bin
                   Khalid  Al-Barmaki,  seorang  ulama  besar  di
                   zamannya.  Ketika  Ar-Rasyid  menjadi  khalifah,
                   Yahya  menjadi  perdana  menterinya  sehingga
                   banyak  nasihat  dan  anjuran  kebaikan  mengalir
                   darinya.

                                                                              Khalifah Harun Ar-Rasyid
                   Tanggung jawab yang berat sudah dipikul Harun               Sumber:www.republika.co.id
                   ar-Rasyid sejak sang Ayah, Khalifah Al-Mahdi
                   melantiknya sebagai gubernur di Saifah tahun 163 H. Semenjak tahun 164 H, ia diberikan
                   wewenang untuk mengurus seluruh wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika
                   Utara.

                   Harun ar-Rasyid telah menunjukkan kecakapannya dalam memimpin. Atas dasar itu, Al-
                   Mahdi melantiknya kembali menjadi gubernur untuk kedua kalinya di Saifah pada tahun
                   165 H.

                   Harun ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786 M. Usianya sangat muda
                   ketika  itu,  yakni  23  tahun.  Jabatan  khalifah  itu  dipegangnya  setelah  saudaranya  yang
                   menjabat khalifah, Musa al-Hadi wafat.


                   Kepribadian Harun ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya tegas, mampu mengendalikan diri,
                   tidak emosional, berperasaan sangat halus, dan toleran. Akhlak mulianya dikemukakan oleh
                   Abul ‘Aṭahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, ia dikenal sebagai seorang
                   khalifah  yang  suka  humor.  Dia  juga  terkenal  sebagai  pemimpin  yang  pemurah  dan
                   dermawan. Banyak sejarawan menyamakannya dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari
                   Dinasti Umayyah. Ia sering turun ke jalan-jalan di kota Baghdad pada malam hari melihat
                   kehidupan  sosial  yang  sebenarnya.  Di  masanya, tidak  seorang  pun  yang  kelaparan  dan
                   teraniaya, tanpa diketahui oleh Harun ar-Rasyid.

                   Khalifah  Harun  ar-Rasyid  mempunyai  perhatian  dan  minat  yang  besar  terhadap  ilmu
                   pengetahuan  dan  kebudayaan.  Para  ilmuwan  dan  budayawan  dilibatkan  dalam  setiap
                   pengambilan kebijakan. Khalifah juga melakukan penterjemahan besar-besaran terhadap
                   buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi







                                                                   Sejarah Peradaban Islam             17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20