Page 17 - Ebook - Pembelajaran Terpadu IPS fix
P. 17

Konsumsi Beras di Jawa Barat

                    Tingkat konsumsi beras rumah tangga belum termasuk kebutuhan beras selain konsumsi

                  beras (nasi) sebagai makanan pokok (utama) di luar rumah tangga, seperti membeli dan

                  mengkonsumsi makanan jadi berbahan baku beras. Di samping untuk komsumsi rumah
                  tangga, beras juga digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan dan input antara

                  (intermediate input) lainnya, seperti industri tepung beras, bihun, dan makanan lainnya
                  hingga permintaan dari hotel dan restoran, meskipun volumenya relatif rendah. Menurut

                  Mardianto (2005), kebutuhan beras rumah tangga, di luar konsumsi beras sebagai bahan
                  makanan pokok, rata-rata 10,01 kg/kapita/tahun atau 8,8% konsumsi beras total rumah

                  tangga  rata-rata,  yakni  111,55  kg/kapita/tahun,  baik  di  tingkat  perdesaan  maupun  di

                  perkotaan.

                  Untuk memperkirakan  konsumsi beras penduduk di jawa barat  kita harus mencari berapa

                  populasi penduduk di jawa barat, rata2 konsumsi beras nasional pertahun dan jumlah
                  produksi  beras  tahun  tersebut.  produksi  beras  Jawa  barat  tahun  2018  yang  sebesar

                  5.480.420 ton, rata -rata konsumsi beras nasional 2017 sebanyak 111,58 KG/Kapita/Ta

                  atau 0,1 Ton/kapita/Ta dan Kita ambil saja pada tahun 2018 sebanyak 48,68 juta jiwa.

                  Atau


                  Kebutuhan Konsumsi Beras :

                  Jumlah Produksi beras – (jumlah penduduk * rata -rata konsumsi beras nasional)


                  5.480.420.000 kg – (48.680.000*111,55 kg) maka jawa barat masih memiliki surplus

                  beras 48.280 ribu.

                  Angka 113,55 kg/kapita/tahun adalah nilai standar kebutuhan konsumsi beras per kapita

                  yang ditetapkan oleh BPS. Angka ini mengartikan bahwa tiap penduduk membutuhkan
                  113,55 kg beras per tahun. Penelitian ini menggunakan asumsi tiap penduduk memiliki

                  angka kebutuhan konsumsi beras yang sama. Asumsi  yang digunakan adalah seluruh

                  ketersediaan beras di suatu wilayah digunakan seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan

                  konsumsi  beras  di  wilayah  tersebut.  Apabila  ketersediaan  beras  lebih  besar  dari

                  kebutuhan konsumsi beras, maka wilayah dikatakan surplus beras, sedangkan apabila






                                                                                                                17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20