Page 16 - Ebook - Pembelajaran Terpadu IPS fix
P. 16
menghasilkan 62,74 kg beras. Produksi netto beras diasumsikan sebagai ketersediaan beras.
Batasan operasional yang digunakan dalam kaian ini adalah ketersediaan beras dilihat
melalui produksi domestik yang dihasilkan untuk memeunhi kebutuhan konsumsi
masyarakat dan tidak memperhitungkan beras yang datang maupun keluar dari wilayah
kajian.
Distribusi beras di Jawa barat
Pola Distribusi Beras di Jawa Barat. Berdasarkan hasil survey BPS, penggilingan padi
yang terdapat di Jawa Barat memperoleh gabah padi untuk kemudian digiling menjadi
beras dari provinsi-provinsi sekitar, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun dari dalam
wilayah Provinsi Jawa Barat sendiri, yaitu sebesar 55.19 persen. Beras sebagai hasil
produksi selanjutnya dijual sebagian besar ke Provinsi Jawa Barat sendiri, yakni sebesar
51,48 persen. Sisanya sebesar 48,52 persen dijual ke DKI Jakarta.
Pola distribusi beras di Jawa Barat melibatkan pedagang, pengepul, distributor, sub
distributor, agen, sub agen, pedagang grosir dan juga pedagang eceran. Sedangkan
konsumen akhir beras terdiri dari industri pengolahan, kegiatan usaha lainnya, pemerintah
dan lembaga nirlaba, serta rumah tangga. Distributor mendapatkan pasokan beras dari
produsen kemudian menjual beras tersebut ke berbagai fungsi usaha. Persentase
pembagian distribusi dari produsen beras di Jawa Barat sebesar 82,16 persen ke pedagang
grosir, pedagang pengepul sebesar 3,39 persen, 10,83 persen ke pedagang pengecer.
Selanjutnya sebesar 3,33 persen untuk didistribusikan ke rumah tangga dan untuk industri
pengolahan sebesar 0,29 persen.
Pendistribusian padi hingga menjadi sanpai ke
a. Petani jual beras panen ke tengkulak/ pemotong padi
b. Pemotong padi menjual ke pemilik penggilingan.
c. Penggilingan menjual beras ke pedagang grosir skala besar/pemilik
gudang
d. Grosir skala besar jual ke grosir tingkat provinsi (seperti Pasar Induk
Beras)/ antar pulau.
e. Pihak terakhir inilah menjual ke pedagang eceran.
f. Pengecer menjual ke rumah tangga
14
16