Page 15 - Ebook - Pembelajaran Terpadu IPS fix
P. 15
Indramayu 1 408 207 1 376 430 1 362 456 809 025 790 769 782 741
Subang 996 030 942 932 990 244 572 227 541 721 568 902
Purwakarta 180 864 143 820 162 118 103 906 82 626 93 138
Karawang 1 135 385 1 117 814 1 192 695 652 285 642 192 685 212
Bekasi 560 424 549 640 525 251 321 968 315 772 301 760
Bandung Barat 172 990 158 988 172 480 99 383 91 340 99 091
Pangandaran 205 986 174 597 166 364 118 342 100 307 95 577
Kota Bogor 99 304 172 58 175 99
Kota Sukabumi 14 788 15 103 15 166 8 497 8 677 8 713
Kota Bandung 10 353 7 317 5 984 5 948 4 204 3 438
Kota Cirebon 1 289 1 091 1 084 741 627 623
Kota Bekasi 1 389 3 045 2 793 800 1 749 1 604
Kota Depok 388 465 192 222 267 110
Kota Cimahi 644 407 465 370 234 267
Kota
Tasikmalaya 42 807 37 042 37 544 24 592 21 281 21 570
Kota Banjar 31 978 28 745 31 106 18 371 16 514 17 870
Tabel diatas merupakan total Produksi padi di Kota/kabupaten Jawa barat dimana wilayah
yang paling banyak memproduksi padi dan beras adalah indramayu dan paling sedikit adalah
Kota Bogor
Untuk menghitung ketersediaan beras melalui rumus di bawah ini.
Rnet = (P x (1-(S+F+W))) x C
Keterangan :
Rnet : produksi netto beras (ton/tahun)
P : produksi padi GKG (ton/tahun)
S : benih (0,9%)
F : pakan (0,44%)
W : tercecer (5,4%)
C : konversi padi ke beras (62,74%)
(BKP, 2014)
Angka 62,74% adalah angka konversi gabah kering giling ke beras yang ditetapkan oleh
BPS. Angka ini mengartikan bahwa tiap 100 kg gabah kering giling (GKG) akan
13
15