Page 114 - UKBM-B. Indonesia-smt 3-dikonversi_Neat
P. 114

BIN – 3.9/ 4.9/ 3 / 1.1







                        tinggi  sejauh  angkasa.Perlahan.  Kata  demi  kata  ia  lahap.  Kalimat  per  kalimat.
                        Tanggal  dan  waktu.  Sementara  itu,  ketukan  pintu  bergema.  Naomi,  sekretaris
                        pribadi  cantik  nan  seksi  dengan  pakaian  super  mininya.  Menyihir  kaum  adam
                        hingga tak kedip sekalipun. Cukup mengelus dada bagi mereka yang mengerti adat
                        asusila. Namun, apalah kata asusila jika sang ‘Bos’ pribadi meminta. Lagipula, sang
                        sekretaris tak berkeberatan berbusana apa pun, asalkan…fee. Bukan masalah besar
                        untuk  lelaki  borjuis  yang  tengah  tersenyum  berbangga  diri  dengan  surat  kabar
                        internasional itu.

                        “Pak,  untuk  proposal  di  ibu  kota  provinsi  C  sudah  diterima,  sudah  saatnya  kita
                        mengirim orang untuk proyek besar kita di sana,” ujarnya dengan suara genitnya.


                         “Oke,” jawab lelaki itu singkat, tak berkilah sedikit pun dari lembar abu itu.

                         “Dan,  untuk  penambahan  infrastruktur  di  kota  B,  sudah  ditangani  Davin.  Surat-
                        menyurat.  Data  lengkap.  Pengabsahan  lunas.  Lancar  tanpa  beban.  Sedikit  kontra.
                        Namun, bukan masalah. Seperti biasa,” ujarnya lagi. Sesekali melirik lelaki muda itu.
                        Berharap sedikit respons darinya.

                               Namun, harapan bersisa harapan. Ia tak disibukkan lagi dengan surat kabar.
                        Ia  berbalik  ke  smartphone.  Diperhatikannya  lamat-lamat,  mematut  dagu,  lantas
                        lelaki itu membuka mulut. Kalimat yang tak diharapkan wanita muda itu.

                         “Naomi,  mulai  detik  ini.  Jangan  kenakan  baju  seperti  itu  lagi.  Longgarkan  dan
                        panjangkan.  Berbusanalah  seperti  Naela  atau  Fitri.  Pakailah  uang  yang  baru  saja
                        kumasukkan dalam rekeningmu. Sekarang. Cepatlah,” sahutnya satu tarikan napas.

                               Tanpa  jeda.  Tak  ada  waktu  untuk  Naomi  menolaknya.  Naomi  menganga
                        dalam  keterpakuannya.  Ia  berpikir  berkali-kali.Ia  hanya  mengangguk  mengiyakan
                        permintaan  bos  yang  selalu  memanjakannya.  Berbalik.  Membuka  pintu,  berjalan
                        tanpa  arah.  Bergumam,  apakah  dia  melakukan  kesalahan?  Ia  tak  pernah  terlihat
                        tidak  nyaman  dengan  pakaian  yang  ia  kenakan  kali  ini.  Bahkan,  ia  menyukainya.
                        Apa? Seperti Naela?

                        Wanita berjilbab kurung lengkap dari kepala hingga ujung kaki?

                         Fitri? Dia tak berjilbab. Tapi, pakaian dan rok panjangnya…Ahh!


                         Ia  mendesah.  Tak  bisa  menolak.  Sekali  menolak.  Tak  pantas  ia  injakkan  kedua
                        kakinya di kantor ber-25 lantai ini. Masalah besar untuk seorang Naomi.Bagi Randy,
                        lelaki  itu.  Sama  sekali  bukan  masalah.  Ia  melakukannya  bukan  karena  kesalahan.
                        Justru, untuk keuntungannya baik pribadi dan perusahaannya. Ia menilik, prestasi
                        perusahaannya semakin meninggi, bahkan mendunia.

                               Ia  akan  berurusan  dengan  dunia.  Tak  lagi  sembarang  instansi.  Maka,
                        sekretaris  pribadinya  harus  berpakaian  formal.  Tidak  sembarang  berbuka  fisik
                        seperti  biasa.  Apalah  kata  dunia,  menemukan  sekretaris  berbusana  seperti  itu?
                        Bahkan,  diprediksi ia  tak  akan  lagi  bermain  dengan  wanita  berdarah  Jepang-Indo
                        itu.



                                                              114
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119