Page 115 - UKBM-B. Indonesia-smt 3-dikonversi_Neat
P. 115
BIN – 3.9/ 4.9/ 3 / 1.1
Bukan lantaran ia mulai serius jenjang internasional. Namun, baginya Naomi
hanyalah satu dari sekian debu wanita muda dan cantik. Perhitungannya, seketika
karier melejit. Terhampar wanita tak kalah cantik dibanding Naomi. Singkatnya,
habis manis sepah dibuang.Diraihnya sebuah remote. Keluarlah sebuah layar lebar
di atas kepalanya. Ia tekan beberapa tombol. Timbul diagram bak harta karun.
Beberapa presentase dari segala bilik di kantor. Atas namanya. Menduduki
peringkat tertinggi. Rating tertinggi di mata publik. Senyum lebar terulas. Tak urung
kebanggaan disandangnya.
Bunyi ‘ting’ terdengar. Tampak seseorang berbisik. Pesan suara masuk dengan
cepat.
“Randy! Terima kasih untuk tempo lalu. Entah apa jadinya aku tanpa dirimu. May
be, aku bermalam dalam bui. Dan untuk fee sudah kukirim. Hahaha…tak kusangka,
semua di luar dugaan. Dan aku belum puas melunasi utang budimu. Bagaimana jika
kita berkencan? Berdua saja….How? Everywhere. Sesuai keinginanmu, ucapan terima
kasih seorang Mia Catherine, aktris kelas dunia. Sejujurnya aku ingin bertemu. Tapi,
tidak sekarang. Aku di Inggris. Namun, jikalau kau ingin. Hubungi aku. I’ll be there.
Untuk ‘kencan’ tadi, i wait it. ‘Jangan kau buat seorang wanita menunggu’. Apalagi
seorang Mia Catherine.. Okay, see you any more, Mr. Randy…”
Lelaki itu menyeringai. Kalian lihat? Satu tarikan napas. Tanpa jeda. Tanpa jawaban.
Siapa dia?
Mia, aktris muda internasional. Terjerat perdagangan obat terlarang.
Bahkan, ada video menayangkan serah terima dengan para bandar. Tapi, haa…ini
Indonesia! Mudah memanipulasi. Bagaimana? Kuputar otak sekali-dua kali. Selesai!
Sekali lagi, bunyi denting terdengar. Tanpa menoleh, mesin itu berbicara.
“Mr Randy, proyek pembangunan satu unit rumah di kota D sudah selesai. Sesuai
pilihan Anda. Hari ini kami kerjakan.”
“Mr Randy, ada tawaran dari beberapa pihak untuk kerja sama. Tidaklah sedikit.
Seusai pesan ini, saya kirim datanya. Terima kasih.”
Alat itu berdenting lagi, sembari mengeluarkan beberapa lembar kertas
bercap simbol CV-nya. Satu-dua kali alat itu berdenting. Dengan suara berbeda.
Macam laporan berbeda pula. Tetapi, berbuah senyum lebar nan bangga. Bagaimana
tidak, apalah arti kesibukan dengan satu kali putar kepala, berbuah jutaan nikmat?
“Mr Randy, kontak dari Hongkong…”,
“Pak Randy, laba yang didapat dari…”, “Mr. Randy….”, “Pak Randy….”, “Kota Provinsi
E siap menerima…”, “Tilang minyak di Pulau F menyetu…”
Alat itu masih berdenting. Ia menyimak. Senyum bangga.
115