Page 372 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 372
Seorang anak pertama kalinya memperoleh pendidikan dalam keluarga. Dengan demikian
keluarga dapat dikatakan adalah peletak dasar bagi pendidikan seorang anak. Artinya keluarga
sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak. Namun pada masa sekarang sekolah
dibutuhkan karena masyarakat modern dengan kebudayaan dan peradaban yang telah maju
menawarkan demikian banyak kepandaian dengan kerumitan dan kompleksitas yang tinggi 3
sehingga tidak mungkin lagi mempelajari kepandaian yang diperlukan hanya sambil lalu dalam
praktek.
Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0
seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan
buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada
manusia dan berbasis teknologi. Sebagai Pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki
keterampilan dibidang digital dan berpikir kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of
Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat 5.0 (society
5.0) guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas (Alimuddin, 2019).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya
dan ekstrakurikuler di sdn 1 babakan, untuk mengetahui prestasi yang dimiliki sdn 1 babakan ,dan
untuk mengetahui apakah implementasi budaya dan ekstrakurikuler dapat mewujudkan sekolah yg
unggul dan berprestasi di sdn 1 babakan, penelitian ini juga diharapkan dapat menyajikan referensi
pada penelitian lain terkait penelitian yang dilakukan
Pengertian Budaya Sekolah
Budaya sekolah adalah merupakan sekumpulan nilai yang mendekati tingkah laku, tradisi,
kebijakan sehari-hari, dan simbol-simbol yang dipraktekan oleh kepala sekolah, guru, karyawan,
siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter dan citra
sekolah tersebut di masyarakat luar. Banyak hal yang dapat dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan membangun budaya sekolah yang positif mampu
mewujudkan suasana moral yang baik dengan suasana yang kondusif sehingga akan berdampak
pada kualitas pendidikan di sekolah itu sendiri. Dalam membangun budaya sekolah harus relevan
dengan situasi dan kondisi yang ada.
Definisi budaya menurut Geertz (dalam Stolp & Smith 1995: 12) seperti
berikut: “Culture represents a historically transmitted pattern of meaning embodied in
symbols. Those symbols include both the written (explicit) and hidden (implicit) messages encoded
in language. Some important elements of culture are norms, values, beliefs, traditions, rituals,
ceremonies, and myths translated by a particular group of people.”
Definisi tersebut mengandung arti bahwa budaya mempresentasikan sebuah pola makna
yang diturunkan secara historis yang terwujud dalam simbol-simbol. Simbol Simbol tersebut terdiri
dari pesan-pesan tertulis dan tersembunyi yang dikodekan dalam bahasa. Budaya memiliki elemen
elemen penting, yaitu norma, nilai kepercayaan, tradisi, ritual, upacara-upacara, dan mitos yang
diterjemahkan oleh sekelompok orang. Simbol-simbol memiliki makna yang tertulis maupun yang
tak tertulis dalam mendukung interaksi manusia.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan
tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta
didik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
363