Page 369 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 369
2. Berdasarkan tujuan penelitian yakni bertujuan untuk memahami budaya kerja tenaga
Pendidik pada SD SI Al Farabi, maka dilaksanakan pengamatan secara langsung. Demi
memaksimalkan kinerja maka dibutuh budaya kerja yang baik sehingga menjadi kebiasaan
baik dalam kehidupan sehari-hari dalam aktivitas kerja setiap hari, dalam menjalankan
pekerjaan perlu diperhatikan yaitu budaya integritas, budaya tepat waktu, budaya
silaturahmi, budaya inovasi dan budaya tanggung jawab. Menurut (Anugrahani, 2016)
mengatakan bahwa ada enam faktor yang dapat mempengaruhi penurunan semangat budaya
kerja sekolah, khususnya di kalangan pendidik, antara lain dukungan teman sebaya,
hubungan kepemimpinan, gaji pendidik, pekerjaan dan tanggung jawab, kurangnya peluang
pengembangan, serta kondisi dan beban kerja yang tinggi dan berlebihan. Menurut (Nasrun,
2016) mengatakan bahwa suasana dan interaksi kerja antara sesama guru, guru dan kepala
sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta instansi pemerintah daerah disebut
sebagai budaya sekolah atau iklim kerja. Guru dan kepala sekolah membutuhkan lingkungan
seperti ini agar dapat melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efisien. (Machwati &
Wibowo, 2015) juga mengatakan bahwa budaya kerja memberi karyawan rasa memiliki itu
juga memberikan stabilitas dan kesinambungan organisasi, yang memberi karyawan rasa
aman dan yang paling penting, ini mendorong orang untuk bersemangat dengan pekerjaan
mereka.
3. Di SD SI Al Farabi peserta didik sudah terbiasa menerapkan budaya 5S (senyum, sapa,
salam, sopan dan santun). Setelah peneliti mendapatkan hasil observasi dan wawancara.
Peneliti mengetahui budaya sekolah SD SI Al Farabi yang diimplementasikan yaitu ada
beberapa kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan atau budaya yang dijalankan oleh pendidik
dan peserta didik. Budaya yang diterapkan setiap harinya dari mulai datang ke sekolah
peserta didik menerapkan senyum, sapa, dan salam kepada guru atau satpam yang menunggu
di depan pintu gerbang sekolah. Kemudian peserta didik melepas sepatu dan menyimpan
sepatu di dalam rak sepatu yang tersedia di depan pintu kelas masing-masing. peserta didik
dari kelas I hingga kelas IV. Setelah masuk ke dalam kelas dan bel masuk berbunyi pada
pukul 07.15 peserta didik dengan guru kelasnya masing-masing melakukan sholat dhuha di
dalam kelas. Kemudian dilanjutkan dengan murajaah Al-Qur’an. Setelah selesai bermurajaah
barulah kegiatan belajar menggunakan buku tema dan buku pendukung lainnya berjalan. Di
SD SI Al Farabi ada jam istirahat ke 1 dan istirahat ke 2. Setelah istirahat ke 2 peserta didik
tidak melewatkan sholat dzuhur berjamaah. Ketika pembelajaran setelah istirahat kedua
berjalan, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran hingga pukul 15.30. Budaya yang
sudah dipaparkan oleh peneliti tersebut menjadi hal yang biasa dilakukan setiap harinya oleh
semua peserta didik dan pendidiknya. Tidak hanya itu, budaya yang dilakukan setiap pekan
oleh orang tua peserta didik adalah budaya program khusus Al-Qur’an yang wajib diikuti
oleh orang tua murid dan juga guru dilaksanakan setiap Senin dalam satu pekan.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah
merupakan perilaku bersama warga sekolah dan konsensus bersama yang positif maupun negatif
yang dilakukan oleh warga sekolah yang merupakan kepercayaan dasar yang dianut semua warga
sekolah dalam sikap dan perilaku. Budaya kinerja SDM di SD SI Al Farabi dapat mempengaruhi
karakteristik peserta didik. 1) budaya kerja sekolah telah dilaksanakan dengan baik, meskipun
terdapat berbagai hambatan yang menghalangi semua pendidik untuk melakukannya, 2) Budaya
kerja sekolah terhadap karakteristik peserta didik juga dilaksanakan dengan baik, sehingga visi,
misi, dan tujuan sekolah dapat terwujud. Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang
peneliti berikan, berikut: 1) Tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan sekolah diharapkan
360