Page 365 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 365

kependidikan  sulit  menjadi  manusia  yang  berani  tampil  dan  menumbuhkan  rasa  tanggung
                  jawabnya (Eva, 2016).
                        Kinerja tenaga pendidik dan kependidikan yang memuaskan dan dapat terlaksanakan dengan
                  baik dibutuhkan budaya kerja sekolah, faktanya bahwa tenaga pendidik dan kependidikan adalah
                  kekuatan pendorong di balik pencapaian pendidikan sekolah (Faizah, 2019). Budaya kerja sekolah
                  sebagai  alternatif  yang  dapat  memotivasi  tenaga  pendidik  dan  kependidikan  untuk  memenuhi
                  tanggung jawabnya dan memecahkan masalah secara rutin, yang tentunya akan meningkatkan mutu
                  pendidikan  (Labudasar,  2018).  Sebab  itu  tenaga  pendidik  dan  kependidikan  yang  profesional
                  dituntut  untuk  memelihara  budaya  kerja  sekolah  yang  memiliki  dampak  positif  terhadap
                  pendidikan yang berkualitas (Wiryawan, 2020).
                        Keterbatasan studi tentang peran budaya kerja sekolah terhadap peningkatan kinerja tenaga
                  pendidik  dan  kependidikan,  penelitian  (Machwati  &  Wibowo,  2015)  pengaruh  budaya  kerja
                  komitmen  dan  motivasi  kerja  guru  terhadap  iklim  organisasi  sekolah  dasar.  Hasil  temuan
                  menunjukan bahwa dampak budaya kerja guru komitmen guru dan motivasi kerja guru diperlukan
                  dalam menciptakan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian di SD SI Al Farabi, dimana
                  tenaga  pendidik  dan  kependidikan  menerapkan  budaya  kerja  sekolah  dengan  baik.  Akibatnya
                  kualitas pendidikan cukup ideal, dan banyak guru yang termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif
                  dalam hal prestasi kinerja guru, khususnya dalam penerapan budaya kerja sekolah.
                        Pentingnya dilakukan penelitian ini dalam bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan
                  kinerja  tenaga  pendidik,  budaya  sekolah  serta  untuk  meningkatkan  mutu  pendidikan  dan
                  memberikan  pengetahuan  kepada  tenaga  pendidik  dan  peserta  didik,  maka  peneliti  tertarik  dan
                  memilih judul “Peran Etika Profesi Terhadap Budaya Sekolah”.

                  B.    METODE PENELITIAN
                        Penelitian  ini  dilaksanakan  di  SD  SI  Al  Farabi,  Kabupaten  Cirebon  pada  bulan  Mei
                  2021/2022.  Jenis  penelitian  pendekatan  deskriptif  kualitatif.  Subjek  penelitian  seluruh  guru  dan
                  peserta  didik  SD  SI  Al  Farabi  sebanyak  15  orang  informan.  Teknik  pengumpulan  data  melalui
                  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi.  Wawancara  dilakukan dengan  mengajukan pertanyaan,
                  berikut:  1)  Peran  Budaya  Kerja  Sekolah  Terhadap  Kinerja  Pendidik  SD SI  Al  Farabi.  2)  Peran
                  Budaya Kerja Sekolah Terhadap Karakteristik Peserta Didik SD SI Alfarabi.
                        Uji keabsahan data menggunakan uji triangulasi sumber, yaitu pengambilan informasi dari
                  sumber  dan  mengecek  silang  dengan  sumber  lain  (Guru  dan  Peserta  Didik),  hasil  triangulasi
                  kemudian  menghasilkan  informasi  dari  persepsi,  pertemuan,  dan  dokumentasi  yang  membahas
                  informasi yang terkoordinasi menurut (Sugiyono, 2014).

                  C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
                        Etika  profesi  keguruan  adalah  aplikasi  etika  umum,  yang  mengatur  perilaku  keguruan.
                  Norma  moralitas  merupakan  landasan  yang  menjadi  acuan  profesi  dalam  perilakunya.  Dasar
                  perilakunya  tidak  hanya  hukum-hukum  pendidikan  dan  prosedur  kependidikan  saja  yang
                  mendorong perilaku guru itu, tetapi juga nilai, moral, dan etika menjadi acuan penting yang harus
                  dijadikan landasan kebijakan (Umar, 2014; Sultoni, Gunawan & Sari, 2018; dan Sidiq, 2018).
                        Secara  ideal,  memang,  diharapkan  komitmen  aplikasi  etika  profesi  keguruan  muncul  dari
                  dalam profesi itu sendiri sebagai tuntutan profesionalitas keguruan, yang mendasarkan diri pada
                  moralitas, norma, serta hukum dan perundang-undangan. Norma yang dijadikan landasan bagi para
                  pelaku pendidikan adalah peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk dipatuhi.
                        Sedangkan  moralitas  yang  dipergunakan  sebagai  tolok  ukur  dalam  menilai  baik  dan
                  buruknya kegiatan pendidikan yang mereka lakukan adalah cara pandang dan kekuatan diri dan
                  masyarakat,  yang  secara  naluri  atau  insting  semua  manusia  mampu  membedakan  benar  dan


                                                             356
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370