Page 364 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 364
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi,
siswa dan masyarakat lingkungan sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau
watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Kultur sekolah sebagai nilai-nilai, norma,
sikap, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang suatu sekolah,
dimana sekolah tersebut dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf, maupun siswa sebagai
dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah.
Dengan kata lain, kultur atau budaya sekolah dapat dikatakan sebagai pikiran, kata-kata, sikap,
perbuatan, perilaku, maupun simbol atau slogan khas identitas mereka.
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang mendekati tingkah laku, tradisi, kebijakan
sehari-hari, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh kepala sekolah, guru, siswa dan masyarakat
sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luar. Budaya kerja sekolah merupakan kebiasaan suatu organisasi dalam menjamin
tercapainya suatu profesi di lingkungan pendidikan (Sopaheluwakan, 2020). Budaya kerja sekolah
juga menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berpikiran terbuka dan mau
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran (Muthirna, 2019).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa konsep budaya sekolah sebagai suatu
pendekatan lebih menekankan pada penghayatan segi-segi simbolik, tradisi, riwayat sekolah yang
akan membentuk keyakinan, kepercayaan diri dan kebanggaan akan sekolahnya.
Definisi budaya menurut Geertz (dalam Stolp & Smith 1995: 12) seperti berikut: “Culture
represents a historically transmitted pattern of meaning embodied in symbols. Those symbols
include both the written (explicit) and hidden (implicit) messages encoded in language; some
important elements of culture are noms, values, beliefs, traditions, rituals, ceremonies, and myths
translated by a particular group of people”.
Definisi tersebut mengandung arti bahwa budaya mempresentasikan sebuah pola makna
yang diturunkan secara historis yang terwujud dalam simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut terdiri
dari pesan-pesan tertulis dan tersembunyi yang dikodekan dalam bahasa. Budaya memiliki elemen-
elemen penting, yaitu norma, nilai kepercayaan, tradisi, ritual, upacara-upacara, dan mitos yang
diterjemahkan oleh sekelompok orang. Simbol-simbol memiliki makna yang tertulis maupun tak
tertulis dalam mendukung interaksi manusia.
Kriteria budaya kerja sekolah meliputi: 1) Budaya menetapkan garis demarkasi yang jelas
antar organisasi, 2) Budaya memberikan rasa memiliki kepada anggota suatu institusi, 3) Budaya
memudahkan untuk mengembangkan komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada
kepentingan pribadi, 4) Budaya adalah perekat sosial yang mengikat organisasi bersama-sama
dengan menetapkan norma-norma yang tepat untuk diikuti seluruh warga sekolah, dan 5) Budaya
adalah sarana untuk menghasilkan makna dan mempengaruhi sikap dan perilaku warga sekolah
(Setya et al., 2021). Orang luar dapat merasakan kualitas khusus sekolah melalui prinsip-prinsip
yang dipertahankannya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan yang ditunjukkannya, dan tindakan
semua pekerja sekolah yang membentuk unit khusus sistem sekolah melalui budaya sekolah
(Oktaviani, 2015).
Dampak budaya kerja sekolah yang buruk terhadap kinerja tenaga pendidik dan
kependidikan menyebabkan pendidikan tidak maksimal dan pencapaian hasil yang memuaskan,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga pendidik dan kependidikan salah satunya
budaya kerja sekolah (Rizki et al., 2018). Budaya sekolah yang kurang berkembang, seperti budaya
disiplin, rasa tanggung jawab, kejujuran, keikhlasan, kebiasaan menyelesaikan masalah secara
rasional, dan kerjasama dengan pihak lain, menjadi penyebab budaya kerja sekolah yang negatif
(Anggada, 2021) . Budaya kerja sekolah yang tidak terbentuk membuat kinerja tenaga pendidik dan
355