Page 41 - Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia
P. 41

anak balita adalah buruknya pola asuh terutama pemberian ASI eksklusif akibat rendahnya
           tingkat pengetahuan  orang tua, buruknya kondisi lingkungan  seperti akses sanitasi  dan air
           bersih, rendahnya akses pada pelayanan kesehatan. Melihat faktor penyebab permasalahan
           stunting yang multi dimensi, penanganan masalah gizi harus dilakukan dengan pendekatan multi
           sektor yang terintegrasi.

           Dalam mengatasi permasalahan gizi, pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden
           Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur mengenai Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
           Perbaikan Gizi. Peta Jalan Percepatan Perbaikan Gizi terdiri dari empat komponen utama yang
           meliputi advokasi, penguatan lintas sektor, pengembangan program spesifik dan sensitif,
           serta pengembangan pangkalan data. Intervensi gizi baik yang bersifat langsung (spesifik)
           dan tidak langsung (sensitif) perlu dilakukan secara bersama-sama oleh kementerian/lembaga
           serta pemangku kepentingan lainnya. Penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri
           (scattered) karena tidak akan memiliki dampak yang signifikan. Upaya pencegahan stunting
           harus dilakukan secara terintegrasi dan konvergen dengan pendekatan multi sektor. Untuk itu,
           pemerintah harus memastikan bahwa seluruh kementerian/lembaga serta mitra pembangunan,
           akademisi, organisasi profesi, organisasi masyarakat madani, perusahaan swasta, dan media
           dapat bekerjasama bahu-membahu dalam upaya percepatan pencegahan stunting di Indonesia.
           Tidak hanya di tingkat pusat, integrasi dan konvergensi upaya pencegahan stunting juga harus
           terjadi di tingkat daerah sampai dengan tingkat desa.
                   Gambar 5. Pendekatan Multisektor dan Intervensi Terintegrasi dalam Strategi
































           sumber: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, 2018
           Upaya pencegahan stunting yang konvergen dan terintegrasi perlu segera dilakukan. Sejak
           akhir tahun 2017, Kementerian PPN/Bappenas telah meluncurkan “Intervensi Pencegahan
           Stunting Terintegrasi” sebagai upaya komprehensif dengan pendekatan multi sektor. Upaya ini
           mencakup intervensi multi sektor yang cukup luas mulai dari akses makanan, layanan kesehatan
           dasar termasuk akses air bersih dan sanitasi, serta pola pengasuhan. Hal ini menegaskan
           kembali bahwa permasalahan stunting bukanlah semata-mata masalah sektor kesehatan tetapi
           melibatkan faktor-faktor lain di luar kesehatan.  Sebagai langkah awal, pada tahun 2018 sebanyak
           100 kabupaten/kota dan 1000 desa telah terpilih sebagai fokus area intervensi. Selanjutnya,
           untuk tahun 2019, 60 kabupaten/kota dan 600 desa telah ditambahkan sebagai area fokus
           intervensi pencegahan stunting terintegrasi.


             35                                                                 Cegah Stunting, itu Penting.
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46