Page 8 - PENGEMBANGAN MAKAM SAKERA SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KABUPATEN PASURUAN UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN DAERAH
P. 8

PEMBAHASAN

                        4.1  Sejarah  Sakera sebagai Ikon Pasuruan
                                Sakera  lahir  pada  1826  di  Bangil  dengan  ayah  bernama  Karso.  ia
                            dibesarkan dan tinggal di Rembang. Sakera bernama asli Sagiman ini bekerja
                            di  pabrik  penggilingan  tebu.  Suatu  saat  Sagiman  pergi  ke  Ampar  Madura
                            untuk menuntut ilmu. Disana,  Ia ditemani dua rekan  yaitu Ayik dan Bakri.
                            Setelah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki, ia pulang untuk melamar
                            Leginten.
                                Setelah mereka menikah Sagiman dan Leginten tidak segera mempunyai
                            anak  hingga  suatu  saat  Leginten  hamil.  Ketika  akan  melahirkan  Sagiman
                            berjanji jika anaknya laki–laki maka akan diberi nama Sakera akan tetapi jika
                            perempuan akan diberi nama Sara yang berarti susah (menggambarkan situasi
                            saat  itu).  Ternyata  setelah  Leginten  melahirkan  anaknya  adalah  laki–laki,
                            sejak saat itu Sagiman lebih dikenal sebagai Sakera.
                                Sakera memulai perjuangannya ketika mulai  bekerja kembali  di  pabrik
                            penggilingan  tebu.  Disana  dia  dan  teman  –  temannya  mendapat  perlakuan
                            yang  sewenang–wenang  dari  Belanda.    Menurut  Bapak  Sudona  (2017)
                            kemarahannya  semakin  memuncak  ketika  Sakera  dan  teman–temannya
                            dilarang  beribadah  oleh  Duriat  yang  merupakan  mandor  disana.  Akhirnya
                            Duriat  pun  dibunuh  Sakera  dengan  Monteng  yang  digunakan  untuk
                            memotong  tebu.  Terbunuhnya  Duriat  didengar  pihak  Belanda,  Sakera  pun
                            ditangkap  dan  dipenjara.  Akan  tetapi,  tidak  lama  kemudian  Belanda
                            mengangkat  Sakera  sebagai  mandor  pengganti  Duriat.  Mereka  ingin  agar
                            Sakera tunduk akan kebijakan Belanda.
                                Akan  tetapi  yang  terjadi  diluar  keinginan  Belanda.  Sakera  malah
                            menolong  teman–temannnya  saat  Carik  Rembang  atas  perintah  Belanda
                            menyediakan  lahan  untuk  tanaman  tebu  dengan  harga  murah.  Akhirnya
                            Sakera  pun  benar–benar  dipenjara  dengan  janji  Belanda  yang  akan
                            menghidupi  istri  dan  anak  Sakera.  Ketika  Sakera  dipenjara,  banyak  terjadi
                            aksi  perampokan,  pemerkosaan,  dan  kejahatan  lainnya  yang  dipimpin  oleh
                            keponakan  Sakera  yang  bernama  Brodin.  Ketika  Brodin  menjalankan
                            aksinya, ia menghubungkannya dengan Sakera. Sakera yang mendengar hal
                            itu  sangat  marah  ditambah  lagi  dengan  istri  dan  anaknya  yang  tidak  diberi
                            penghidupan yang layak sesuai dengan janji Belanda. Akhirnya Sakera kabur
                            dari  penjara  dan  mencari  Brodin.  Saat  bertemu  dengan  Brodin,  Sakera
                            menganggap  bahwa  Brodin  memiliki  kekuatan  yang  sama  dengannya
                            sehingga Sakera menebas kaki Brodin menggunakan Monteng. Brodin yang
                            tidak mempunyai kekuatan apapun menangis, Sakera pun iba dan membunuh
                            Brodin.
                                Setelah  Brodin,  Sakera  pun  menemui  Markus  War  yang  merupakan
                            pimpinan  dari  pabrik  gula.  Ia  pun  dibunuh  bersama  Carik  Rembang,  dan




                                                               8
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13