Page 17 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 17

nenek sudah tua, jangan minta yang macam-macam. Makan saja
                           daun yang bisa nenek jangkau sendiri. Salah sendiri tidak bisa
                           ambil daun di pucuk pohon!”. Melihat kelakuan Edo seperti itu,
                           nenek  jerapah  pun  pergi  dengan  kecewa.  Kesombongan  Edo
                           juga muncul ketika seekor anak burung  terjatuh saat sedang
                           belajar  terbang.  Burung  kecil  itu  tersangkut  di  dahan  pohon
                           paling ujung. Edo pun dengan sombong menolak permintaan
                           teman-temannya untuk menolong si burung kecil itu. Dia pergi
                           meninggalkan anak burung yang tersangkut itu.
                               Pada hari selanjutnya, ketika Edo berjalan sendiri di padang
                           rumput dengan leher tegak lurus ke atas dan kepala terangkat,
                           dia berhenti dan tanpa sadar menginjak gundukan yang ternyata
                           adalah seekor kura-kura tua. Si kakek kura-kura berusaha keras
                           mengangkat tubuhnya dan berjalan maju selangkah agar Edo
                           merasa jika kakinya menginjak seekor kura-kura. Ketika Edo
                           mengetahui  bahwa  ada  seekor  kura-kura  tua  yang  terinjak
                           kakinya,  Edo  malah  tidak  bereaksi  untuk  minta  maaf.  Dia
                           bahkan marah-marah sambil berkata, “Dasar kura-kura tua, aku
                           jadi  mau  terjatuh  kerena  menginjak  kamu”.  Bahkan,  karena
                           kesalnya, Edo menendang tempurung kakek kura-kura sehingga
                           kura-kura  itu terlempar beberapa jengkal. Kakek kura-kura itu
                           tidak marah. Dengan suaranya yang lembut dia berkata, “Anak
                           muda, janganlah kamu sombong. Kamu masih muda, tubuhmu
                           masih  kuat,  sebaiknya  sayangilah  sesama  makhluk  hidup
                           ciptaan-Nya. Suatu hari nanti, kamu juga akan menjadi tua dan
                           pasti akan banyak yang lebih hebat dan kuat daripada kamu”.
                           Edo tidak menghiraukan kata-kata kura-kura tua itu.
                               Tidak  lama  kemudian,  awan  mendung  pun  datang.
                           Mendungnya  begitu  tebal.  Edo  tidak  bergegas  pergi
                           meninggalkan  padang  rumput  yang  hendak  diguyur  hujan.
                           Dia masih ingin menunjukkan kesombongannya kepada kakek
                           kura-kura dengan melenggang santai sambil membandingkan
                           dirinya dengan si kura-kura yang pendek dan lambat berjalan
                           itu. Saat itu hujan pun turun sangat deras, diikuti dengan petir
                           yang saling bersahutan. Karena hujan deras dan tiupan angin
                           kencang, Edo, si jerapah jangkung itu, ambruk dan terjatuh ke
                           tanah. Sementara itu, kepala kakek kura-kura aman di dalam
                           tempurungnya karena tidak kehujanan dan terhindar dari petir
                           yang menyambar padang rumput. Si kakek kura-kura dengan



                   Bahasa Indonesia                                                        19








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22