Page 281 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 281

memenuhi  kebutuhan  keluarga.    Jalan  menuju  huma  yang
                           mereka tuju sangat licin sehingga  Putri Tangguk beserta suami
                           dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak-anaknya ada
                           juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal.

                        4  “Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini
                           kita tidak perlu lama bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan
                           di  jalan  ini  sebagai  pengganti  pasir.  Besok  kita  masih  dapat
                           menuai  padi,”  kata  Putri  Tangguk  sambil  menggerutu.  Hari
                           itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah tertuai,
                           mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka
                           berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.

                        5  Keesokan malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis
                           meminta nasi untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk
                           mengambil  nasi.  Ketika  tutup  periuk  dibuka,  Putri  Tangguk
                           terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan
                           menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan
                           padi.  Ia  sangat  terkejut  ketika  melihat  lumbung  itu  kosong.
                           Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbung yang
                           lain.  Ia semakin terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi
                           yang dimilikinya tidak ada sebutir beras atau padi pun. Setelah
                           menyampaikan  apa  yang  ditemuinya  itu  kepada  suaminya,
                           Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma
                           mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut karena tidak sebatang
                           padi  pun  ada  di  huma  mereka.  Dalam  keadaan  sedih,  Putri
                           Tangguk  pulang  ke  rumah.  Kesedihannya  semakin  bertambah
                           ketika mendengar tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Putri
                           Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan menabur
                           dan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.


                        6  Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia tidak boleh
                           sombong  dan  angkuh.  Manusia  tidak  boleh  menghambur-
                           hamburkan  kekayaannya  karena  semuanya  merupakan
                           anugerah dan titipan Sang Pencipta.  Putri Tangguk yang pada
                           mulanya  sangat  kaya  jatuh  miskin  karena  kesombongan  dan
                           keangkuhannya.  Ia  tidak  mensyukuri  kekayaan  yang  telah
                           diberikan Tuhan kepadanya.

                                   Diolah dar sumberi: https://anscerita.wordpress.com/category/jambi/






                   Bahasa Indonesia                                                       285








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286