Page 277 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 277

‡  6LVWHP  JUXSQ\D   QRPLQD   YHUED   ‡  6LVWHP  JUXSQ\D  OHELK  EHUVLIDW
                     dan   DGMXQFW)    lebih   bersifat   kompleks,  terdapat  SUH  dan  SRVW
                     simpleks karena grup simpleks ini    PRGL¿HU  (HPEHGGLQJ)  di  dalam
                     lebih  jelas  entitasnya  (nomina),   kelompok    nominanya     dengan
                     prosesnya (verba), serta lebih jelas   YHUED  JDQGD  VHUWD  PRGL¿HUQ\D
                     sirkumstannya (adjunct).             pada kelompok verba, serta adanya
                                                          HPEHGGLQJ  frasa  benda  di  dalam
                                                          kelompok DGMXQFW.


                  ‡  6LVWHP  NRKHVL  \DQJ  GLJXQDNDQ  ‡      6LVWHP     NRKHVLQ\D     MDUDQJ
                     banyak   menggunakan      repetisi     menggunakan  repetisi,  hanya
                     karena dengan repetisi rujukkannya     jika  terpaksa  untuk  menghindari
                     menjadi lebih jelas; adanya ellipsis   ambiguitas    rujukan.    Tidak
                     yang membuat teks, seperti wacana      adanya  penggunaan  elipsis  yang
                     percakapan.                            membuat  seolah-olah  seperti
                                                            wacana percakapan.




                     Karena tingkat abstraksi dan keenceran gaya bahasa lisan atau tulis ini,
                 sering gaya bahasa lisan atau tulis ini dikaikan dengan ragam bahasa lainnya.
                 Misalnya,  anak  sering  menggunakan  bahasa  ragam  lisan  karena  tingkat
                 pemikiran anak yang lebih konkret serta logika anak yang sederhana untuk
                 mengekspresikan hubungan kejadian yang satu dengan kejadian yang lainnya.
                 Sementara  itu,  orang  tua  sering  menggunakan  ragam  bahasa  yang  lebih
                 cenderung tulis karena orang tua lebih banyak berpikir secara abstrak dengan
                 logika  yang  lebih  rumit.  Kemudian,  bahasa  akademik  lebih  bersifat  lisan
                 karena  sistemnya  secara  keseluruhan  lebih  abstrak  dan  logika  implisit  dan
                 leksis yang lebih padat. Sementara itu, bahasa awam lebih cenderung bergaya
                 lisan karena orang awam lebih  berpikir konkret dan lebih encer dengan logika
                 yang lebih eksplisit.
                     Dengan asumsi itu, setiap ragam bahasa, seperti ragam jurnalistik, hukum,
                 sastra,  atau  seni  dapat  dikategorikan  menurut  gaya  bahasa  lisan  atau  tulis
                 dengan berbagai kecenderungannya. Untuk memberikan contoh yang lebih
                 jelas, lihat teks berikut ini. Teks yang diambil dari teks iklan ini akan dilihat
                 aspek-aspek  konteks  situasinya:  medan,  pelibat,  dan  sarananya.  Selain  itu,
                 subaspek perlibat: afek, status, dan kontak, serta sub-aspek saran: channel dan
                 medianya juga akan dibahas.








                 280  Kelas IX SMP/MTs








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282